KEPRINEWS – Tradisi Imlek yang sangat beragam turut menjadi daya tarik yang unik bagi masyarakat, banyak budaya Tionghoa yang dilakukan dalam menyambut Tahun Baru Imlek, salah satunya pesta kembang api.
Tradisi kembang api saat Tahun Baru Imlek sudah ada sejak dulu kala. Tradisi ini dipercaya masyarakat Tionghoa untuk menakuti roh jahat serta dapat mengusir nasib buruk di tahun sebelumnya.
Saat ini, menyalakan petasan dan kembang api adalah kebiasaan utama untuk merayakan kedatangan Tahun Baru dan cara untuk memeriahkan suasana pesta.
Namun, ada petasan yang identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek, yakni petasan gantung atau petasan Imlek.
Petasan dan kembang ini sering digunakan secara massal di berbagai tempat dalam menyambut tahun Baru Imlek, terutama di daerah dengan populasi Tionghoa yang cukup besar.
Selain digunakan dalam perayaan Tahun Baru, petasan ini juga digunakan warga Tionghoa sebagai peringatan dan pertanda keberhasilan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, upacara kematian, kemenangan perang, dan perayaan keagamaan.
Petasan ini dapat dijumpai di setiap pedagang kembang api musiman yang tersebar di Kota Tanjungpinang, Rabu (29/1/2025)
Salah satu pedagang petasan musiman, Sutono mengatakan, bahwa dirinya sudah membuka lapak petasannya sekitar 1 pekan lalu, dengan berbagai macam dan ukuran kembang api yang ia jual.
“Tahun Baru Imlek banyak juga yang membeli petasan, dari harga Rp100 ribu hingga Rp200 ribu lebih,” tuturnya.
Selain itu, ia juga menjual petasan gantung yang khas untuk menyambut Tahun Baru Imlek, yang dijual dengan harga Rp350 ribu untuk ukuran 1000 ring.
“Untuk mercun gantung ini hanya orang-orang tertentu saja yang beli, terkadang mercun ini selalu terlihat saat Tahun Baru Imlek tiba,” ucapnya.
Meski demikian, di tahun ini penjualan mercun atau petasan gantung terbilang cukup sepi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini, kata dia, dipicu oleh faktor ekonomi masyarakat yang sangat rentan, sehingga kebanyakan cenderung hanya membeli petasan yang ukuran kecil saja.
“Sekarang juga tak terlalu banyak yang beli, ada tapi untuk mercun yang kecil-kecil saja. Yang harga tinggi susah orang mau beli,” ujarnya. (un)