KEPRINEWS – Pulau Penyengat adalah pulau bersejarah yang pernah menjadi pusat kerajaan Melayu Riau Lingga. Banyak situs-situs sejarah dan benda cagar budaya yang masih terawat. Hal ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota Tanjungpinang untuk berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi Kepri bahkan pemerintah pusat untuk merawat dan memperindah Pulau Penyengat dari hulu sampai ke hilir.
Hal ini disampaikan oleh Walikota Tanjungpinang, Hj. Rahma, S.IP saat melakukan dialog interaktif di RRI Tanjungpinang, Senin (27/9/2021).
Terdapat beberapa hal yang menjadi fokus pembangunan dan penataan Pulau Penyengat yakni pembenahan pelabuhan atau dermaga penyeberangan, transportasi, air bersih dan revitalisasi situs atau benda cagar budaya.
Bersama Kepala Bappelitbang Kota Tanjungpinang, Drs. Surjadi, MT dan Kepala Dinas PUPR Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, S.Hut, Rahma menjelaskan terkait langkah strategisnya dalam mempercantik dan memperindah Pulau Penyengat yang merupakan ikon Kota Tanjungpinang yang juga sebagai pusat peradaban pada masa lampau.
Rahma menjelaskan bahwa Pemko Tanjungpinang telah memberikan beberapa stimulus untuk memperindah Pulau Penyengat, meskipun masih belum begitu maksimal.
“Penataan Pulau Penyengat telah kami lakukan di beberapa tempat, namun mungkin hal ini belum maksimal sehingga perlu adanya kerja sama dan sinergi antara Pemko Tanjungpinang dan Pemprov Kepri bahkan pihak-pihak lain agar penataan Penyengat dapat lebih baik dan lebih indah,” ungkap Rahma.
Rahma juga mengatakan untuk dermaga penyeberangan baik dari Tanjungpinang dan sebaliknya memang perlu perhatian khusus.
Ia berharap pembenahan dermaga dapat segera dilakukan atas kerja sama dengan Pemprov Kepri untuk bersinergi bersama Pemko Tanjungpinang.
“kondisi pelabuhan atau dermaga sangat memprihatinkan, kita akan terus mencoba mencari formulasi agar dermaga tersebut dapat diperbaiki dan diperindah, serta memiliki tempat parkir kendaraan yang tidak menghalangi para pengunjung untuk menuju ke dermaga. kita terus berusaha dan terus bersinergi untuk bersama-sama mencari solusi terbaik untuk penataan dermaga tersebut,” urai Rahma.
Sementara itu, terkait situs dan cagar budaya, Kepala Bappelitbang Kota Tanjungpinang, Surjadi mengatakan banyak sekali situs bersejarah dan cagar budaya untuk dilakukan revitalisasi dan pembenahan. Namun terkait hal itu, perlu dilakukan koordinasi dan konsultasi kepada pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya untuk mengklasifikasi dan mengkaji situs atau cagar budaya tersebut boleh atau tidak dilakukan revitalisasi atau dibenah.
“Cagar budaya dan situs sejarah ini tidak boleh sembarangan dilakukan revitalisasi atau dibenah, harus dilakukan kajian serta konsultasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya di Batu Sangkar, agar tidak menyalahi aturan dan tidak merusak benda cagar budaya dan situs sejarah yany ada di Pulau Penyengat,” ungkap Surjadi.
Selain itu, Kepala Dinas PUPR Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, S.Hut juga mengatakan untuk pengadaan air bersih, masyarakat Pulau Penyengat saat ini sudah dialiri oleh SWRO yang sampai saat ini masih terus dilakukan pemasangan instalasi dari rumah ke rumah.
“SWRO Penyengat dibangun oleh Kementerian PUPR dan diserahterimakan kepada Pemerintah Kota Tanjungpinang pada tahun 2017 yang dikelola oleh Dinas PUPR Kota Tanjungpinang melalui BLUD-UPTD SPAM. SWRO Penyengat memiliki 3 Depot Air, 107 Sambungan Rumah/SR, dan 2 water fountain, kapasitas pompa yang dimiliki sebesar 2 ltr/detik dengan kemampuan memproduksi 30 Ton/Hari. hingga saat ini masih terus dilakukan pemasangan instalasi, karena kita ketahui jika musim kemarau masyarakat Penyengat sangat sulit memperoleh air bersih, untuk itu kami gesa untuk pemasangan SWRO ini dan segera dimanfaatkan,” jelasnya.
Diakhir dialog, Rahma memohon doa dan restu serta dukungan dari seluruh masyarakat Kota Tanjungpinang khususnya masyarakat Pulau Penyengat untuk pembangunan, penataan dan revitalisasi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
“Tujuannya adalah untuk mempercantik, memperindah dan memberikan sentuhan terbaik untuk Pulau Penyengat yang memiliki kekayaan sejarah, budaya dan sebagai pusat peradaban masyarakat Melayu masa lalu. Penyengat yang sangat kita banggakan harus lebih baik dan indah karena jadi destinasi wisata andalan Kota Tanjungpinang dan Provinsi Kepri, untuk itu mohon dukungan agar apa yang kita cita-citakan dapat terwujud sesuai harapan kita semua,” tutupnya. (*)