
KEPRINEWS – Tingginya harga komoditas cabai dikeluhkan warga Tanjungpinang, khususnya para pelaku usaha warung makan.
Pasalnya, harga cabai terpantau masih cukup tinggi, saat ini cabai rawit berada diharga Rp86 ribu per Kilogram (Kg), cabai merah Rp76 ribu per Kg, di pasar Bincen Batu 9, Tanjungpinang.
Sementara, cabai hijau berada diharga Rp54 ribu per Kg dan cabai nano sekitar Rp86 ribu per Kg.
Salah satu pemilik warung makan, Yulaika menuturkan, bahwa kenaikan harga cabai tentu sangat memberatkan usaha rumah makan untuk berbelanja bahan dagangan.
“Karna belanja rempah-rempah seperti cabai naik, jadi kita harus meraup kocek lebih. Otomatis keuntungan kita ikut berkurang,” kata Yulaika, Selasa (7/1/2025) pada Keprinews.co.
Ia bahkan harus menyiapkan uang belanja yang lebih besar dari biasanya untuk tetap menjaga cita rasa makanannya karena enggan untuk mengurangi bahan makanan.
Zulaika membuka warung makan di kawasan Sei Jang, ia menjual berbagai aneka lauk pauk dengan harga Rp10 ribu per bungkus.
Menurutnya, meski harga cabai naik, namun ia tak serta merta ikut menaikan harga dagangannya.
“Harga kita masih tetap sama, kalau kita naikan pasti banyak pelanggan yang tidak senang. Namanya usaha yang penting adalah keuntungan,” ucapnya.
Sementara itu, pedagang pasar Bincen, Lauren Situmorang menjelaskan, bahwa kenaikan harga cabai ini telah berlangsung selama seminggu lalu.
Menurutnya, kenaikan harga ini dipengaruhi oleh kurangnya stok cabai di pasar, yang disebabkan karena cuaca buruk belakangan ini.
Selain itu, naiknya harga cabai juga dipicu oleh transportasi pengiriman barang yang dinilai mahal.
“Memang setiap pergantian tahun ongkos pengiriman barang akan mahal, ditambah lagi stok cabai di pasar sedikit,” ujar Lauren. (un)