KEPRINEWS – HIV/AIDS sudah menjadi pandemi menakutkan dalam sejarah manusia. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menjadikannnya rentan terhadap segala virus dan bakteri.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Rustam, kepada keprinews.co, Kamis (9/5), menuturkan, penularan human immunodeficiency virus (HIV) di Kota Tanjungpinang pada tahun 2023 lalu, sebanyak 109 orang.
Terhitung Januari sampai April 2024 terdapat 24 kasus.
Dalam hal ini, sebanyak 18 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Dari total kasus HIV 2024, didominasi dari pelanggan atau orang yang berhubungan dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) berjumlah 12 kasus.
Urutan kedua terbanyak oleh Laki-laki suka Laki-laki (LSL) atau gay alias homoseksual berjumlah 6 kasus. Sementara diurutan ketiga terbanyak dari kategori Wanita Pekerja Seks (WPS) terdapat 4 kasus.
““Kami berharap, tahun ini kasus HIV bisa bertahan, agar lebih rendah dari tahun sebelumnya. Untuk kasus ini, menjadi atensi dan terus dipantau perkembangannya,” tuturnya.
Lanjut Rustam, salah satu upaya pencegahannya, dengan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menekan angka infeksi HIV. Dengan pemahaman yang benar, harapannya semoga kasus ini tidak melebihi angka tahun sebelumnya.
Pada usia produktif dan anak muda, harus dibekali pemahaman yang memadai akan kesehatan seksual dan reproduksi termasuk edukasi HIV/AIDS.
Masa muda itu penuh gejolak dan rasa ingin tahunya seputar masalah seksual sangat besar. Bila tidak diberi pemahaman, kondisi ini bisa membahayakan.
Pengetahuan dan pemahaman yang diberikan sebagai upaya pencegahan penyebaran HIV yang tidak terlihat. Ditanamkan pengertian mengenai seks, untuk tidak melakukan hubungan seksual di luar pernikahan, tetap setia pada satu pasangan (pasangan pernikahan).
Menggunakan kondom bila terpaksa melakukan hubungan di luar pernikahan, tidak mengkonsumsi narkoba, dan berhati-hati terhadap peralatan tajam yang dipakai bergantian.
Saat ini Dinkes telah melakukan berbabagi program pencegahan dan pengendalian penyebaran HIV. Seperti melaksanakan sosialisasi di sekolah-sekolah yang melibatkan orang tua dan anak, pelaksanaan screening secara keliling yang menyasar ke sasaran kelompok berisiko.
“Untuk penderita HIV, kami melakukan upaya peningkatan penjangkauan dan pendampingan, serta meningkatkan cakupan ARV,” pungkasnya. (red)