KEPRINEWS – Pada akhir-akhir sya’ban menjelang Ramadan, sebagian besar umat muslim Indonesia melestarikan tradisi yang sudah temurun yakni ziarah kubur.
Bahkan pada puncaknya satu atau dua hari sebelum lebaran, Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Tanjungpinang penuh disesaki peziarah.
Di tengah ramainya peziarah yang datang ke TPU, menjadi berkah bagi pedagang bunga yang sudah menjadi profesi untuk melayani para peziarah dengan menjual bunga tabur, air, serta kain.
Pedagang bunga di TPU Pusara Abadi Batu 7 Tanjungpinang, Imas mengaku mendapat banyak rezeki di waktu-waktu menjelang Ramadhan ini.
Seorang ibu yang membawa tiga orang anaknya itu, membuka lapak sederhana di depan TPU dengan menjajakan bermacam-macam bunga, mulai dari bunga asoka, melati, mawar putih, pandan, air, serta kain mori.
Menurut Imas, biasanya dua minggu menjelang Ramadhan seluruh TPU di Tanjungpinang sudah mulai ramai oleh para peziarah, namun puncaknya akan terjadi dua hari menjelang Ramadhan.
“Menjelang Ramadhan sangat ramai peziarah, namun mungkin puncaknya hari ini,” kata Imas, Minggu (10/3/2024).
Imas merupakan warga lokal yang berdomisili di dekat TPU batu 7. Menjual bunga sudah menjadi profesi kesehariannya, meski hanya pada hari biasa.
Namun di momen Ramadhan, pendapatan yang ia dapat berkali-kali lipat. Bahkan, pada bulan Ramadhan tahun lalu ia mendapat rezeki hingga Rp 1,2 juta pada puncak keramaian peziarah.
“Tahun lalu pada puncak keramaian dapat Rp 1,2 juta, namun semalam hari Sabtu (9/3/2024) dapat Rp 500 ribu dari hasil menjual bunga, air, dan kain,” jelasnya.
Lanjut kata Imas, satu bungkus plastik bunga dihargai Rp 5 ribu, air Rp 2 ribu, serta kain mori Rp 20 ribu.
Bunga-bunga yang ia jual merupakan bunga dari hasil panen dirumahnya sendiri, dan sebagiannya lagi ia beli dari petani-petani bunga.
“Ada yang beli (bunga) ada yang panen dari rumah, sehari biasa saya bawa 50 bungkus plastik, tapi kadang lebih menyesuaikan keramaian,” pungkasnya. (un)