
KEPRINEWS – Di Kota Tanjungpinang terlihat banyaknya kabel fiber optik dan tiang utilitas yang terpasang di tepi jalan protokol hingga ke pemukiman warga yang semrawut.
Kondisi ini menjadi sorotan tajam masyarakat yang terlihat dari sejumlah media sosial. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pegawai swasta, Nensi, saat ditemui keprinews.co, Senin (11/9), merasa terganggu melihat kabel berantakan di sepanjang jalan.
“Selain ganggu estetika juga posisinya di trotoar pejalan kaki bisa terjerat saat kabel turun ke bawah. Seperti kejadian kemarin di Batu 9, ada kabel yang turun ke bawah hingga pengendara motor terjatuh,” kata dia.
Bergitu juga dikatakan, Joni, warga Batu 5, menyoroti kondisi kabel berantakan di sejumlah kawasan Tanjungpinang. Menurut dia, seharusnya pemerintah dapat memberikan atensi lebih, dengan keberadaan tiang dan kabel yang asal terpasang dan tergantung di banyak tempat yang tidak sesuai SOP.
“Segeralah dibenahi, biar enggak malu-maluin sebagai ibu kota Kepri. Sampai kapan kondisi ini akan mewarnai Kota Tanjungpinang. Tambah hari tambah kabel yang asal terpasang,” ungkapnya.
Seirama dengan itu, Agus, warga Batu 9, kepada media ini, saat diwawancarai, menambahkan, pengawasan pemerintah terhadap pemasangan kabel provider itu minim, terlihat dari pemasangan yang asal tergantung dan jaraknya sangat dekat dengan tanah.
“Untaian kabel yang tergantung di tiang enggak ada bagus-bagusnya, bikin jelek pemandangan. Bikin risih juga orang lewat. Bahkan ada lorong yang tembusnya di SMPN 7, terpasang kabel-kabel yang berserak di samping rumah orang, bahkan beberapa kali kabel tersebut jatuh ke bawah, sangat membahayakan anak-anak sekolah yang lalu lalang di lorong tersebut,” tuturnya.
Pemandangan kabel-kabel yang tampak kusut di Tanjungpinang, menggantung berantakan, berpotensi mengganggu dan membahayakan pengguna jalan. Tak kalah juga kabel yang melintang di sejumlah jalan tampak berserakan, tidak diikat dan dirapihkan sebagaimana mestinya.
Kondisi tiang dengan kabel semrawut ini sudah terjadi selama bertahun-tahun. Harapan masyarakat agar dilakukan penataan kembali, untuk tidak membahayakan pengguna jalan dan mengganggu estetika. (red)