KEPRINEWS – Kapasitas sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ganet mendekati overload.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang menyatakan umur TPA yang terletak di Kelurahan Pinang Kencana, Kecamatan Tanjungpinang Timur itu tersisa 2 tahun lagi. Dengan kata lain, masa pakainya hanya sampai tahun 2025 mendatang.
Ketergantungan Kota Tanjungpinang akan TPA ini sangat besar. Sebab, 90 persen sampah yang ada di Tanjungpinang ditangguhkan oleh TPA Ganet.
Menanggapi hal itu, Kepala DLH Kota Tanjungpinang, Riono mengatakan, pihaknya saat ini sudah melakukan pendataan di daerah yang berbatasan dengan TPA Ganet. Dari hasil penataan itu, sudah ada sekitar 6 hektar lahan yang telah di entalisir untuk dijadikan daerah perluasan TPA Ganet.
Menurutnya, luas lahan tambahan tersebut dapat memperpanjang umur TPA Ganet hingga 4 tahun mendatang.
“Kemarin sudah kita panggil dan coba tanya apakah boleh kita ambil lahan itu, dan yang bersangkutan bersedia. Kemudian, pada tahun 2024 nanti kami usulkan pembebasan lahan tersebut,” kata Riono, Jumat (4/8/2023).
Riono menyebutkan, salah satu faktor memendeknya umur TPA Ganet ini karena tingginya sangat terbatas. Sebab, TPA ini berdekatan langsung dengan Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF), dianulir jika disusun lebih tinggi lagi akan menggangu sistem radar bandara.
“Untuk tingginya tumpukan sampah di TPA sudah ada sekitar 25 meter, sedangkan untuk maksimal batas tinggi sekitar 30meter keatas. Tapi kita tidak bisa tinggikan lagi karena ada bandara,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, terus memendeknya umur TPA Ganet ini dikarenakan tak dapat membendung sampah yang masuk terus menerus setiap harinya.
Tercatat, jumlah sampah yang masuk dapat mencapai hingga 94 ton per harinya. Namun, untuk hari-hari besar jumlah sampah yang masuk dapat menembus hingga 106 ton per hari.
“Setiap hari pasti masuk sampah, baik dari rumah-rumah, pasar, restoran, kantor, hotel dan seterusnya,” jelas Riono.
Dengan mengoperasikan sebanyak 34 armada truk pengangkut sampah sehari 2 kali, pagi dan sore. Permasalahan sampah di Tanjungpinang hingga saat dapat terakomodir.
“Truk ini sebelum berangkat kosong ditimbang, nanti waktu dia bawa sampah ditimbang lagi beratnya. Nanti selisih itulah yang menjadi berat sampahnya” tutupnya. (un)