
KEPRINEWS – Diketahui sejak awal tahun 2024, Pemko Tanjungpinang mengalami defisit anggaran sebesar Rp97 miliar.
Seperti yang dikatakan Sekda Tanjungpinang Zulhidayat kepada media ini, sebelumnya, bahwa dengan kondisi ini, dilakukan rasionalisasi anggaran dan reformulasi penyelesaian defisit jelang APBD Perubahan.
Dikatakannya pada waktu itu, Pemko telah menerbitkan edaran kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk stop belanja.
Kecuali yang sifatnya rutin dan mengikat tetap dilaksanakan seperti pembiayaan melalui DAK, DAU Tambahan, Belanja Rutin Kanntor, BPJS, gaji, TPP, dan lainya.
Kegiatan di sejumlah OPD yang bersumber dari dari APBD, terjadi pemangksan besar-besar. Bahkan program seragam gratis untuk SD-SMP dihapuskan saat itu.
Berbeda dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Tanjungpinang, yang masih sempat lakukan belanja baju dan sepatu untuk kegiatan outbound yang tidak ada kegiatannya.
Salah satu pegawai Pemko (namanya dirahasiakan) kepada keprinews.co, Rabu (28/8), menuturkan, bahwa anggaran outbound yang bernilai ratusan juta rupiah di DP3APM, telah diacairkan.
“Kegiatan tidak dilaksanakan karena takunya jadi sorotan, tapi anggaran pembelian baju dan sepatu untuk para pegawai DP3APM sudah direalisasikan. Kan tak mungkin dari satu mata anggaran, dicairkan untuk beli baju cepatu aja. Parahnya, cepatu dan baju digunakan pada kegiatan lain, yaitu gerak jalan proklamasi,” ungkap pegawai ini.
Lanjutnya, memang kegiatan terserbut dari uang Pokir DPRD. Dan kegiatan outbound itu tidak punya manfaat ke masyarakat, hanyan bersifat edukasi, tapi didominasi dengan kegiatan rekreasi.
“Yang jadi pertanyaannya, saat pembelian baju dan sepatu kegiatan, pembuatan Surat Pertanggungjawaban (SPj) untuk laporan keuangan seperti apa. Sementara kegiatan ini tidak dilaksanakan, uangnya bisa dicairkan. Diduga terjadi SPj fiktif dan penyalagunaan anggaran,” ungkapnya.
Lanjutnya, anggaran belanja baju sepatu untuk kegiatan outbound digunakan pada kegiatan gerak jalan, tidak sesuai peruntukan itu namanya apa?
Kepala DP3APM Kota Tanjungpinang, Bambang Hartanto, kepada keprinews.co, saat dikonfirmasi via seluler, Kamis (29/8), membenarkan pembelian baju sepatu untuk kegiatan outbound tapi dipakai pada kegiatan gerak jalan.
“Kegiatan outbound kami tidak laksanakan karena saat ini masih defisit anggaran. Sepatu dan baju yang dibeli akhirnya digunakan pegawai DP3APM untuk gerak jalan kemarin,” pungkasnya. BAGIAN I (red)