KEPRNEWS – Beras merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Kenaikan harga beras merupakan isu panas, karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
Lonjakan harga komoditas beras kian dirasakan warga di sejumlah daerah, tak terkecuali di Tanjungpinang. Situasi kenaikan harga ini berpotensi memicu krisis baru.
Berdampak pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, terutama yang berada di lapisan bawah.
Harga beras saat ini, membuat masyarakat (kurang mampu) menjerit. Seperti yang disampaikan Fendra, pekerja buruh pelabuhan, kepada media ini, Selasa (26/9), mengatakan, dengan adanya harga beras yang berangsur-angsur naik, ekonomi keluarganya terancam.
“Sebagai masyarakat kecil, berharap harga beras secepatnya normal kembali. Jangan biarkan masyarakat miskin teraniaya dengan kenaikan harga beras yang merupakan kebutuhan pokok setiap hari,” ucapnya.
Begitu juga yang katakan Meyli, pemilik Rumah Makan Padang di Batu 10, meminta pemerintah untuk menormalkan harga beras dan kebutuhan pokok lainnya. Daya beli masyarakat terus menurun. Kenaikan harga mempengaruhi usaha rumah makan yang terus menurun pemasukannya.
Menanggapi hal ini, Kasi Stabilisasi Harga Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang, Malik menjelaskan, pada dasarnya mayoritas perubahan harga beras mengalami kenaikan per kilogram dari berbagai merk beras.
“Kenaikan ini akan kita pantau terus dengan cara pengecekan ke distributor dan pedagang beras di pasar tradisional,” ungkapnya.
Menurutnya, kenaikan harga beras bukan hanya di Tanjungpinang. Lonjakan harga ini, terjadi secara nasional.
Dalam hal ini, Disdagin terus koordinasi bersama para distributor beras, memantau harga eceran di sejumlah toko, swalayan dan pasar, sebagai upaya mengantisipasi kenaikan harga yang tidak wajar. Untuk stok beras di Tanjungpinang masih kondisi aman dan terkendali. (un)