Opini Mahasiswa UMRAH

OPINI – Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam membangun kemajuan suatu bangsa.
Namun, sistem pendidikan di banyak negara, termasuk Indonesia, masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menyeimbangkan antara teori dan keterampilan praktis.
Banyak lulusan yang memiliki pengetahuan akademik yang baik, tetapi kesulitan dalam menerapkan ilmu mereka di dunia nyata.
Untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan global, pendidikan harus lebih fleksibel, inovatif, dan berbasis keterampilan,
Tantangan dalam Pendidikan Saat Ini
Salah satu kritik utama terhadap sistem pendidikan adalah terlalu menekankan teori dibandingkan dengan praktik dan sistem pendidikan masih berorientasi pada hafalan.
Siswa diajarkan untuk mengingat rumus, tanggal sejarah, dan definisi tanpa benar-benar memahami maknanya atau relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
Akibatnya, lulusan sering kali kesulitan beradaptasi di dunia kerja yang menuntut keterampilan berpikir kritis, problem-solving, dan kolaborasi.
World Economic Forum (WEF) dalam laporan “Future of Jobs” menyebutkan bahwa keterampilan yang paling dibutuhkan di masa depan adalah problem-solving, kreativitas, dan kemampuan bekerja dalam tim.
Sayangnya, banyak sistem pendidikan masih berfokus pada hafalan dan ujian, yang sering kali tidak mencerminkan kebutuhan dunia kerja..
Menurut Prof. Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia, sekitar 55% tenaga kerja di Indonesia belum memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Perusahaan juga sering mengeluhkan bahwa mereka harus melatih ulang karyawan baru karena keterampilan yang diperoleh di bangku kuliah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan industri.
Ini menunjukkan bahwa ada kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja yang perlu segera diatasi.
Upaya dan Inovasi dalam Pendidikan
Meski ada tantangan, beberapa langkah inovatif telah diterapkan untuk memperbaiki sistem pendidikan.
Kebijakan Merdeka Belajar yang diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim adalah salah satu contoh bagaimana sistem pendidikan di Indonesia mulai berubah. Program ini memberikan kebebasan bagi sekolah dan universitas untuk lebih fleksibel dalam metode pengajaran, termasuk dengan
*Mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek dan magang industri.
Di negara lain, sistem pendidikan Finlandia telah menjadi contoh sukses. Finlandia tidak membebani siswa dengan banyak tugas dan ujian, tetapi lebih fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan berpikir kritis.
Menurut laporan OECD (Organisation for Economic Co-op meningkatkan kualitas pendidikan 1/2 tantangan global. welopment), sistem ini berhasil lulusan yang lebih siap menghadapi tantangan global.
Kesimpulan
Pendidikan harus terus berkembang agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman. Tidak cukup hanya mengajarkan teori, tetapi juga penting untuk memberikan keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
Program seperti Merdeka Belajar dan contoh dari negara-negara maju menunjukkan bahwa perubahan dalam pendidikan memungkinkan untuk menciptakan generasi yang lebih inovatif dan siap bersaing di tingkat global.
Kini, pertanyaannya adalah apakah kita siap untuk terus beradaptasi dan mendukung perubahan dalam sistem pendidikan demi masa depan yang lebih baik?
(Penulis: Geby Maria Tampubolon, Mahasiswi Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Maritim Raja Ali Haji)