KEPRINEWS – Sekda Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, kepada keprinews.co, Rabu (13/3), menuturkan, bahwa efisiensi anggaran sampai hari ini, baru tercapai 10 persen dengan nilai Rp10 miliar dari total defisit Rp97 miliar.
Untuk kegiatan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemko Tanjungpinang akan berjalan normal ketika tagging penundaan belanja selesai dilakukan.
Sebelumnya, Zulhidayat kepada wartawan menjelaskan, bahwa efisiensi dilakukan untuk menutup defisit APBD 2024.
Rp10 miliar ini berdasarkan rasionalisasi anggaran perjalanan dinas, kegiatan makan minum, dan operasional lainnya di masing-masing OPD.
Efisiensi akan terus berlanjut sampai diangka Rp 97 miliar, menghindari potensi tunda bayar. Langkah pengurangan TPP merupakan salah satu opsi terakhir yang dipertimbangkan.
Apabila daerah tidak mampu membayar penuh, bisa saja TPP dilakukan penyesuaian. Ketika efisiensi tidak tercapai, maka TPP yang akan disesuaikan, namun tidak akan sampai 50 persen.
Jika penyesuaian anggaran sudah Rp97 miliar, maka tidak perlu melakukan pengurangan TPP.
Untuk sumber Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU), yang ditentukan, dari bulan januari sudah berjalan. Bahkan SPM-nya dari Januari wajib dijalankan.
Ketua Lembaga Pemantau Kinerja Pemerintah (LPKP) Mhd Hasin, menanggapi masalah ini, meminta agar TAPD harus mengambil tindakan cepat, mengingat waktu terus berjalan.
TAPD harus bekerja lebih ekstra, efisiensi dapat ditingkatkan. Kecermatan TAPD untuk mengetahui, apakah ada program yang tidak efisien atau tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat, tidak terlalu prioritas, dipangkas saja.
“Proyek yang bisa ditunda, kegiatan serimonial yang tidak terlalu penting itu, dipending saja, untuk mempercepat proses efisiensi. Dalam kondisi ini, TAPD harus bertindak tegas soal anggaran. Ingat, baru 10 persen efisiensi itu tercapai. Kalau tidak bertindak cepat dan tegas dalam pengambilan keputusan, mau sampai kapan selesai,” ungkapnya. (red)