KEPRINEWS – Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam melakukan tindakan pemasangan Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) perdana di Provinsi Kepri, belum lama ini.
Operasi dilakukan oleh satu-satunya Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah-Konsultan Aritmia di Batam, dr Fandi Ahmad bersama rekannya, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Ahli Aritmia Indonesia, dr Agung Fabian.
Kolaborasi ini dilakukan sebagai transfer ilmu dan pengalaman, mengingat hanya terdapat 50 dokter ahli aritmia di Indonesia.
Dokter Fandi menjelaskan, sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien pria berusia 39 tahun, ditemukan istri dalam kondisi kejang dan tak sadarkan diri selama kurang lebih 2 menit.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Unit Gawat Darurat (UGD) melalui rekam jantung, ditemukan kelainan pada irama jantung pasien.
“Dalam medis, penyakit ini disebut Sindrom Brugada yang merupakan kelainan pada irama jantung. Penyakit ini disebabkan oleh kelainan genetik,” ujar dr Fandi.
Dijelaskannya sindrom ini dinilai sangat mematikan karena mengakibatkan henti jantung tanpa mengenal waktu dan usia.
“Mulai dari anak-anak hingga dewasa tidak luput dari penyakit ini,” imbuhnya.
Pemasangan ICD sendiri dipilih sebagai opsi tindakan paling tepat untuk menangani Sindrom Brugada, dengan mengimplan alat tersebut ke dalam jantung.
“Alatnya diimplan ke dalam jantung tanpa proses pembedahan, cukup satu sayatan kecil di dada untuk memasukkan alatnya dan menyimpan generator di bawah kulit bagian dada,” ujarnya.
Adapun prinsip kerja ICD adalah memberikan kejut listrik kepada pasien henti jantung untuk menormalkan kembali irama jantung pasien.
“Tindakan berlangsung lancar tanpa komplikasi. Artinya, RSBP Batam berhasil mencatat sejarah baru, karena permasangan ICD yang pertama kalinya terselenggara di rumah sakit se-Kepri,” ujar dr Fandi.
Karena Sindrom Brugada berhubungan erat dengan faktor genetik, dr Fandi menyarankan agar masyarakat rutin untuk melakukan Medical Check Up.
“Terutama pemeriksaan rekam jantung (EKG) untuk deteksi awal kelainan atau gangguan irama jantung,” saran Fandi.
Ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan rutin berolahraga untuk menjaga kesehatan jantung. (P1)