
KEPRINEWS – Mendekati penuhnya kapasitas tempat pembuangan akhir sampah di Ganet, diprediksi dua tahun lagi dalam titik kritis.
Terus bertambahnya tumpukan sampah yang memperkecil area tampung, menyerap sampah dari seluruh penjuru Kota Tanjungpinang, mendekati overload, Pemko Tanjungpinang , melalui Dinas Lingkungan Hidup, telah mengusulkan penambahan lahan sebesar 10 hektar.
DLH Tanjungpinang menyatakan umur TPA yang terletak di Kelurahan Pinang Kencana, Kecamatan Tanjungpinang Timur, diperkirakan maksimal 2 tahun akan masuk ke titik over kapasitas.
Ketergantungan persampahan di Kota Tanjungpinang hanya pada TPA Ganet. Terdapat 90 persen sampah yang ada di Tanjungpinang ditangguhkan oleh TPA Ganet.
Menurut Kepala DLH Kota Tanjungpinang, Riono, beberapa waktu lalu, kepada media ini, mengatakan, pihaknya saat ini sudah melakukan pendataan di daerah yang berbatasan dengan TPA Ganet.
Dari hasil penataan itu, sudah sekitar 6 hektar lahan yang telah dientalisir untuk dijadikan daerah perluasan TPA Ganet. Penambahan lahan dapat memperpanjang umur TPA Ganet.
“Kemarin sudah kita panggil dan coba tanya apakah boleh kita ambil lahan itu, dan yang bersangkutan bersedia. Kemudian, pada tahun 2024 nanti kami usulkan pembebasan lahan tersebut,” kata Riono, Jumat (4/8/2023).
Riono menyebutkan, salah satu faktor memendeknya umur TPA Ganet ini karena tingginya sangat terbatas. Sebab, TPA ini berdekatan langsung dengan Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF), dianulir jika disusun lebih tinggi lagi akan menggangu sistem radar bandara.
“Untuk tingginya tumpukan sampah di TPA sudah ada sekitar 25 meter, sedangkan untuk maksimal batas tinggi sekitar 30meter ke atas. Tapi kita tidak bisa tinggikan lagi karena ada bandara,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, terus memendeknya umur TPA Ganet ini dikarenakan tak dapat membendung sampah yang masuk terus menerus setiap harinya.
Tercatat, jumlah sampah yang masuk dapat mencapai hingga 94 ton per harinya. Namun, untuk hari-hari besar jumlah sampah yang masuk dapat menembus hingga 106 ton per hari.
“Setiap hari pasti masuk sampah, baik dari rumah-rumah, pasar, restoran, kantor, hotel dan seterusnya,” jelas Riono.
Dengan mengoperasikan sebanyak 34 armada truk pengangkut sampah sehari 2 kali, pagi dan sore. Permasalahan sampah di Tanjungpinang hingga saat dapat terakomodir.
“Truk ini sebelum berangkat kosong ditimbang, nanti waktu dia bawa sampah ditimbang lagi beratnya. Nanti selisih itulah yang menjadi berat sampahnya,” tutupnya. (un)