KEPRINEWS – Memasuki cuaca panas berkepanjangan disertai angin kencang yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia termasuk Kota Tanjungpinang memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Berdasarkan laporan dari Damkar Tanjungpinang, baru-baru ini karhutla turut melahap sejumlah lahan kosong dekat daerah permukiman warga.
Setidaknya lima kejadian kebakaran lahan terjadi dalam satu hari di sejumlah wilayah Kota Tanjungpinang pada Rabu 31 Juli 2024.
“Dalam satu hari terjadi lima kebakaran sekaligus, dan tim kita dengan sigap melakukan penanganan dari pagi hingga malam,” kata Kabid Pemadaman dan Penyelamatan Damkar Tanjungpinang, Ijab, Jumat (2/8/2024).
Ia menjelaskan, adapun lokasi kebakaran tersebut antara lain, di Jalan pemuda Gang Karet, Jalan Olahraga Batu 11 arah Tanjung Uban, Jalan Rajawali, Kampung Melayu, dan Batu 12.
“Memang sebagian besar kebakaran ini terjadi karena ulah manusia, dimana kebakaran di dekat pemukiman warga. Bahkan, ada Ketua RT yang membakar sampah hingga merambat dan menyebabkan kebakaran lahan,” ujarnya.
Dalam penanganan tersebut, Damkar Tanjungpinang menerjunkan sebanyak 3 armada pemadam yang disebar ke sejumlah lokasi kebakaran.
“Memang kita ada keterbatasan armada Damkar, apalagi ini 5 kejadian sekaligus dalam satu hari,” tuturnya.
Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak membakar sampah sembarangan terutama di lahan gambut, karena dapat memicu api merambat dan membesar.
Mengingat cuaca panas yang terjadi disertai angin kencang yang tidak dapat diprediksi, diharapkan warga dapat lebih meningkatkan kewaspadaan.
“Karena ada juga orang yang merokok dan membuang putung rokok sembarangan, sehingga menyebabkan kebakaran,” lugasnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tanjungpinang memprediksi cuaca panas di Tanjungpinang akan berlangsung hingga September-Oktober 2024 mendatang.
Selama cuaca panas tersebut, berpotensi muncul titik panas yang menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan maupun kebakaran pemukiman.
Oleh sebab itu, BMKG kembali mengimbau agar masyarakat lebih waspada dan berhati-hati terhadap aktivitas-aktivitas pembakaran yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan.
Sebab hal tersebut dapat diperburuk dengan kondisi angin yang saat ini relatif kencang dan suhu udara yang panas.
“Selain itu, dengan berkurangnya curah hujan, dapat memungkinkan berdampak pada berkurangnya ketersediaan air seperti di sumur. Sehingga diimbau lebih bijaksana dalam menggunakan air,” kata Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Miranda. (un)