KEPRINEWS – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Tanjungpinang kembali diwarnai antrian panjang di setiap rute pengisian bahan bakar jenis Solar.
Terpantau di SPBU Batu 7 Tanjungpinang, sejak beberapa hari belakangan stasion pengisian jenis solar terus mengurai cukup panjang, sehingga tak sedikit para supir mengeluh karena tak kebagian solar.
Saat dikonfirmasi, Pengawas Lapangan SPBU batu 7, Sembiring menyampaikan, bahwa antrian kendaraan ini disebabkan karena di Kabupaten Bintan telah menerapkan pengalihan pembayaran menggunakan kartu Bukopin.
“Di Bintan sudah menggunakan Bukopin untuk pembayarannya, sedangkan di Tanjungpinang masih menggunakan Brizi,” kata Sembiring Rabu (1/5/2024).
Diketahui, penerapan kartu bahan bakar subsidi solar Bintan dari KB Bukopin ini, merupakan inovasi Pemkab Bintan untuk mengatur secara tertib penggunaan BBM jenis solar di daerah setempat
Hal tersebut, membuat kendaraan lori dari Kota Tanjungpinang tidak bisa mengisi solar di SPBU Bintan karena menerapkan kartu pembayaran yang berbeda.
“Jadi yang biasanya pengisian itu berbagi di Bintan dan Tanjungpinang , kini tidak lagi. Hal ini menjadi penyebab penumpukan karena lori di Tanjungpinang itu cukup banyak,” jelasnya.
Menurut Sembiring, penerapan pembayaran menggunakan via Bukopin juga akan diterapkan di Kota Tanjungpinang, namun kebijakan tersebut masih tahap rencana dan belum berjalan.
Membahas terkait kelangkaan solar di Tanjungpinang, Sembiring menyebut stok solar masih dalam kondisi stabil, Pertamina memasok stok solar 8 ton setiap hari.
Namun, mengingat kondisi permintaan solar tengah meningkat, Sembiring mengaku pasokan 8 ton tersebut masih kurang untuk memenuhi permintaan solar.
“Untuk saat ini memang belum ada penambahan permintaan, karena dari pihak Pertamina juga harus membagi dengan SPBU lain. Jadi kalau habis kita harus menunggu pasokan besok masuk,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu supir truk bermuatan batu, Budi mengatakan, bahwa antrian solar ini sudah terjadi sejak seminggu sebelumnya.
Ia berharap, kondisi ini tak berlangsung cukup lama dan mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
“Memang dengar-dengar di Bintan sudah menggunakan Bukopin jadi banyak yang ngisi di Tanjungpinang, yah asalkan kebagian (Solar) saja,” singkatnya. (un)