–KEPRINEWS – Munculnya fenomena El Nino semakin terasa di berbagai daerah, kondisi tersebut mendorong terjadinya bencana kekeringan di wilayah Indonesia.
Berbagai bentuk tindakan preventif dilakukan oleh pemerintah guna mengantisipasi serta meminimalisir dampak dari fenomena alam tersebut.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tanjungpinang, Fadri menjelaskan, bahwa fenomena El Nino atau kekeringan ini tak terlalu mempengaruhi wilayah Provinsi Kepri.
Menurut Fadris, kondisi cuaca yang terjadi khususnya di wilayah Tanjungpinang pola iklimnya sedikit berbeda dengan daerah lain di Indonesia pada umumnya.
Ia menjelaskan, letak geografis Tanjungpinang berada di tipe wilayah non-musim, dalam artian meskipun sedang mengalami musim kemarau, maka masih tetap berpotensi hujan.
“Begitu juga jika sedang musim hujan, tetap berpotensi mengalami cuaca panas,” sambungnya.
Sementara itu, lanjutnya, dampak dari fenomena El Nino di Tanjungpinang, yaitu terjadinya pengurangan intensitas curah hujan, meskipun tak terlalu signifikan.
“Hal ini juga mungkin akan terjadi di Batam, Bintan, sampai ke Natuna bisa juga,” tuturnya.
Sementara itu, kata dia, untuk wilayah yang paling berdampak yaitu untuk wilayah Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), terutama Bali yang wilayahnya berhadapan langsung dengan ekuator selatan.
Lebih lanjut Fadris menjelaskan, alasan El Nino tak terlalu berdampak di wilayah Kepri, karena wilayah tersebut diapit oleh selat sehingga pola anginnya cukup bervariasi.
“Sedangkan untuk daerah Jawa wilayahnya lebih lowong dan lebih teratur jadi cuacanya lebih teratur juga,” pungkasnya. (un)