KEPRINEWS – Memasuki era digitalisasi yang terjadi saat ini, keberadaan angkutan umum di Kota Tanjungpinang perlahan-lahan mulai tenggelam.
Perkembangan teknologi yang cukup pesat di kalangan masyarakat membuat transportasi online semakin menjamur. Hal tersebut sangat berdampak pada nasib transportasi legendaris, seperti angkot yang pernah jaya pada masanya.
Kabid Angkutan Jalan Dishub Kota Tanjungpinang, Habibi mengakui bahwa memang saat ini kecenderungan masyarakat dalam penggunaan jasa transportasi umum semakin hari makin berkurang.
“Tak bisa kita pungkiri, memang dimasa sekarang ini mayoritasnya masyarakat lebih tertarik menggunakan transportasi online, seperti grab, gojek maupun sejenisnya,” kata Habibi, Rabu (13/12/2023) pada media ini.
Tak hanya itu, jumlah kepemilikan kendaraan pribadi yang cukup tinggi juga menjadi salah satu alasan mengapa transportasi umum saat ini kurang diminati warga.
Hal tersebut kata dia, karena banyaknya kemudahan dan akses-akses yang diberikan untuk memiliki kendaraan pribadi sendiri. Meski hal tersebut memiliki dampak positif terhadap masyarakat, namun dengan melonjaknya kendaraan pribadi tentu akan memicu kemacetan lalulintas.
“Jadi sebenarnya adanya angkutan umum ini juga membantu permasalahan macet di berbagai daerah, namun kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi umum sangat sedikit,” tuturnya.
Oleh karena itu kata dia, pihaknya telah menata kembali angkutan-angkutan umum di Tanjungpinang, sedikitnya ada 70 unit angkot saat ini masih beroperasi dan telah ditata di sekitar Terminal pasar.
Di lokasi tersebut menjadi tempat awal keberangkatan angkutan umum di Tanjungpinang, dengan rute akhir sampai ke terminal Sungai Carang, Bintan Center.
“Kita coba tata disekitar Terminal pasar, kita buat antrian agar mereka tidak berebut. Jadi yang penuh langsung berangkat,” jelasnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga terus mengembangkan inovasi Gerakan Sadar Angkot (GSA) untuk kembali menggenjot keberadaan angkutan umum di tengah masyarakat.
GSA ini jelasnya, yaitu gerakan sosialisasi kepada masyarakat sehingga kesadaran akan penggunaan angkutan umum semakin meningkat.
Selain itu, pihaknya juga akan masuk ke sekolah-sekolah dan menggaet minat para peserta didik yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) agar sebaiknya menggunakan transportasi umum.
“Karna seperti yang kita lihat, banyak saat ini anak-anak sekolah yang belum cukup umur sudah menggunakan kendaraan bermotor sendiri. Makanya kita coba triger agar angkutan umum ini kembali hidup,” pungkasnya. (un)