KEPRINEWS – Pemerintah berupaya mempercepat transformasi digital di berbagai sektor strategis, salah satunya di bidang pendidikan. Hal itu menjadi upaya menyediakan layanan untuk siswa di seluruh Indonesia dengan standar nasional yang sama.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyediakan aplikasi Platform Mandiri Belajar (PMB) dan penyimpanan Pusat Data Nasional (PDN). Menkominfo Johnny G. Plate menyatakan PMB merupakan salah satu upaya konkret transformasi pendidikan berbasis digital. Langkah itu ditujukan untuk menunjang implementasi kurikulum mandiri pada madrasah di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia.
“Kominfo memberikan dukungan kapasitas storage government cloud, aplikasi dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan nantinya. Kami dari sisi informatika akan memberikan dukungan pendampingan, bimbingan teknis informasi dan teknologi yang diperlukan,” kata Menkominfo Johnny G. Plate saat menghadiri Launching Platform Mandiri Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia, secara virtual dari Jakarta Pusat, Jumat (08/04/2022).
Menurut Menteri Johnny, saat ini Pemerintah sedang melaksanakan akselerasi transformasi digital nasional yang fokus pada empat sektor strategis, yaitu infrastruktur digital, masyarakat digital, pemerintahan digital dan ekonomi digital.
“Keempat inisiastif yang digagas bersama saat ini, merupakan salah satu upaya yang dapat mendorong terwujudnya tata kelola pendidikan menengah berbasis digital. Guna melahirkan generasi bangsa yang berakhlakul karimah, serta memiliki kemampuan dan kompetensi yang relevan dengan perkembangan zaman,” ungkapnya.
Menkominfo menegaskan Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan. Talenta itu didorong untuk mengoptimalkan peluang kontribusi pekerjaan dengan keterampilan digital.
“Oleh karena itu, para peserta didik perlu terus didorong untuk membekali diri dengan berbagai kecakapan yang semakin dibutuhkan di era yang terus bertransformasi secara digital,” tandasnya.
Fokus Kecakapan Digital
Mengutip hasil studi yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo tahun 2020, Menteri Johnny menyatakan kebutuhan kecakapan digital di masa depan berfokus pada tiga hal.
“Yang dikenal sebagai The ABC yaitu Artificial Intelligent, Big Data dan Cloud Computing. Dengan perpaduan antara technical skill dan soft skill, menurutnya akan melahirkan kecakapan yang paling dibutuhkan di era revolusi industri 4.0 saat ini. Soft skills yang dimaksud meliputi critical thinking, creativity, collaboration, serta communication (4C),” jelasnya.
Menurut Menteri Johnny, kombinasi dari kecakapan tersebut akan berperan besar dalam menyukseskan transformasi digital Indonesia. “Sekaligus meningkatkan kompetensi, juga daya saing talenta digital Indonesia di level global,” ujarnya.
Mengutip laporan World Economic Forum (WEF), Menkominfo menyatakan proyeksi 97 juta peluang pekerjaan yang muncul akibat pesatnya perkembangan teknologi digital.
“Terdapat 10 posisi pekerjaan yang akan mengalami peningkatan kebutuhan pada tahun 2025, di samping tentunya ada jutaan juga pekerjaan yang akan hilang akibat disrupsi teknologi digital,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Menteri Johnny mengimbau agar lembaga pendidikan di Indonesia memberikan perhatian dalam meningkatkan kecakapan digital. Khususnya yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan lapangan pekerjaan digital yang mengalami peningkatan.
“Diantaranya Big Data Analyst dan Big Data Scientist, Big Data Specialist, Artificial Intelligent and Machine Learning Specialist, Digital Marketing dan Strategy Specialist, CCNA Network Engineer, Process Automation Specialist, Internet of Thing Specialist, Business Services, Administration Manager, Business Development Professional,” jelasnya.
Dalam rangkaian acara tersebut, Menkominfo menyaksikan Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kementerian Agama dan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam pembangunan dan pengembangan yang berkaitan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penandatangan dilakukan oleh Sekretaris Ditjen Aptika Kominfo Slamet Santoso bersama Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani.
“Kerjasama yang kita lakukan kali ini, hendaknya menjadi pintu bagi terbukanya kerjasama-kerjasama lain di masa yang akan datang. Mari terus perkuat kolaborasi dan sinergi dalam mewujudkan Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju!” ajak Menkominfo.
Usai penandanganan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meluncurkan penggunaan PMB untuk madrasah di lingkungan Kementerian Agama. Platform ini merupakan implementasi penggunaan aplikasi Pemberlajaran Online Terpadu berbasis cloud service yang difasilitasi oleh Kementerian Kominfo.
PMB merupakan aplikasi pembelajaran online terpadu berbasis cloud service. Pengembangan platform itu dimulai sejak tahun 2021 sebagai implementasi berbagi pakai berbasis cloud service sesuai amanat Perpres Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Tahun itu, PMB menyediakan dukungan penyediaan aplikasi umum untuk digitalisasi sektor pendidikan di 50 sekolah sebagai pilot project. Melalui platform itu, proses belajar dan mengajar, baik di tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi dapat berlangsung secara daring.
Saat ini terdapat lebih dari 307 ribu sekolah dan lebih dari 83 ribu madrasah dan sekolah keagamaan lain memanfaatkan PMB tanpa perlu membangun aplikasi masing-masing. Pada akhir tahun 2022, PMB akan diterapkan pada 1000 sekolah pendidikan keagamaan di seluruh Indonesia. Aplikasi versi kedua ini telah mengkonsolidasikan data dan aplikasi pendataan pendidikan keagamaan, yaitu EMIS (Education Management Information System). (*)