KEPRINEWS – Dinas Pendidikan (Disdik) Bintan dari tahun ke tahun, terus meningkatkan pelayanan trasportasi pelajar SD dan SMP, dengan penyediaan Bus dan kapal sesuai kebutuhan moblitas siswa dan guru.
Besarnya preferensi siswa terhadap kebutuhan layanan angkutan dengan rentang jarak yang jauh dari rumah ke sekolah, Pemkab Bintan lewat Disdik memprogramkan transportasi bus dan pompong setiap tahunnya sebagai fasilitas trasportasi antar jemput gratis.
Kasi Kelembagaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Kabupaten Bintan Azimir, kepada keprinews.co, Selasa (9/7), mengatakan, bahwa geografis Bintan yang kompleks terdiri dari 95 persen lautan dan 5 persen daratan, 240 pulau, 4 jalur jalan lintas yang mobilitas sangat padat dan rawan kecelakaan.
Hal ini membawa tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan di Bintan. Sejak tahun 2010 Pemkab Bintan melalui Disdik telah menyediakan dan memfasilitasi transportasi antar jemput siswa yang terus diupayakan sampai sekarang.
“Sarana antar jemput jalur darat dan laut, untuk membantu siswa yang posisinya jauh dari sekolah. Apa lagi di Bintan tidak tersedia trasportasi umum. Menjawab tantangan ini, dan bentuk antisipasi siswa menggunakan kendaraan sendiri, disebabkan kondisi jalan di Bintan rawan kecelakaan,” ungkapnya.
Tahun 2024 dinas pendidikan menyediakan 34 Bus dan 24 pompong, untu memfasilitasi layanan antar jemput siswa antar pulau dan kecamatan. Memenuhi kebutuhan trasportasi jarak jauh.
Seirama dengan itu, Kepala SMPN 5 Bintan, Elnui, menambahkan, mayoritas siswanya sangat membutuhkan sarana antar jemput tranportasi darat dan laut. Pasalnya, siswa yang bersekolah di SMPN 5 Bintan, berlokasi di Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, jarak tempuh siswa dari rumah, mencapai 20 kilometer.
“Kalau tidak ada trasportasi bus ini, akan menjadi kendala dan masalah baru bagi pelajar. Jarak ini lah, kadang membuat siswa terlambat, sering izin, dan hal-hal yang menghambat proses belajar itu berjalan dengan baik,” ucapnya.
Siswa SMPN 5 juga, sebagianya tinggal di kelong. Kalau tidak ditunjang dengan trasportasi laut, maka akan menjadi faktor penghambat aktivitas belajar siswa.
Keberadaan Bus dan pompong, siswa kami sangat terbantu. Jaringan moda transportasi bus dan kapal, sudah memenuhi kebutuhan mobilitas pelajar dan memberikan dampak signifikan menunjang kegiatan aktivitas sekolah.
“Orang tua siswa terbantu, kegiatan belajar berjalan baik, dan menekan resiko laka lantas siswa yang masih di bawah umur mengenderai kendaraan sendiri. Kami sangat berterima kasih atas program layanan trasportasi gratis pelajar yang terus dioperasikan dari tahun ke tahun. Program ini merupakan solusi kebutuhan trasportasi setiap hari bagi anak-anak sekolah,” tutupnya. (red)