
KEPRINEWS – Penempatan outlet Roti’O di kawasan RSUD RAT Tanjungpinang sempat memicu perbincangan warga di media sosial, ada yang menilai bahwa letak outlet tersebut mengganggu jalur evakuasi pasien.
Kendati, berdasarkan pantauan keprinews.co di lokasi penjualan, Rabu (8/1/2025), sejumlah pengunjung tampak menyambut baik adanya outlet tersebut.
Bahkan, sejumlah pengujung menjadikan cemilan favorit ini sebagai buah tangan saat mereka sedang menunggu antrean atau menjenguk keluarga di RSUD RAT.
Kesan positif diutarakan salah satu pengunjung, Roni, bahwa keberadaan Roti’O sangat membantu para pengujung yang hendak mencari cemilan saat berada di kawasan RSUD.
Selain itu, menurutnya penempatan outlet nya juga tidak menggangu jalur evakuasi, aktivitas pengunjung juga berjalan dengan lancar.
“Menurut saya sangat positif, karena kita lihat saja itu banyak pelanggan yang membeli disitu. Penempatannya juga bagi saya aman-aman saja,” ujar Roni.
Hal senada diutarakan salah seorang pegawai RSUD, menurutnya Roti’O selalu ramai dikunjungi masyarakat.
“Banyak yang beli disini buat dijadiin buah tangan ataupun cemilan, selama ini berjalan lancar,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Plt. Direktur RSUD RAT, Dr. Bambang Utoyo menjelaskan, bahwa pihaknya senantiasa mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bagi seluruh pasien, pengunjung, dan tenaga kesehatan.
Sebagai bagian dari upaya ini, RSUD RAT memastikan bahwa setiap penempatan fasilitas, termasuk stand makanan di lingkungan rumah sakit, telah melalui proses kajian yang matang.
“Penempatannya telah melibatkan tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) sejak awal perencanaan,” jelasnya.
Menurutnya, tim K3RS memastikan bahwa lokasi outlet Roti’O tidak hanya memenuhi standar keamanan tetapi juga tidak menghalangi jalur evakuasi yang menjadi bagian penting dari prosedur keselamatan rumah sakit.
“Penempatannya dirancang dengan mempertimbangkan keselamatan dan kenyamanan tanpa mengganggu operasional rumah sakit, termasuk jalur evakuasi. Kami selalu mematuhi regulasi dan standar keselamatan yang berlaku,” ujar Dr. Bambang Utoyo. (un)