KEPRINEWS – Pelayanan kesehatan di sejumlah Puskesmas Tanjungpinang kerap menuai sorotan tajam masyarakat, mengenai pelayanan dan etika dokter terhadap pasien.
Lewat ungkapan salah satu warga berdomisi di Batu 5, Yonri, di grup WA Warga, Jumat (4/8) menuturkan, beberapa kali ia berobat di Puskesmas, respon dan pelayanan kesehatan tidak mencerminkan sebagai seorang dokter. Seharusnya menghormati hak-hak pasien dan bekerja sesuai standar profesi yang memiliki etika dalam melayani, faktanya berbeda.
Saat dikonfirmasi keprinews.co, Yonri enggan memberikan komentar banyak karena malu untuk dipublikasikan.
“Untuk curhatan saya di grup, itu bentuk dari kekesalan awal saat berobat. Sebagai masyarakat berharap, ke depan Puskesmas lebih beretika dan melayani pasien dengan sepenuh hati, respon baik dan jaga perkataan yang membuat pasien itu merasa dikucilkan,” harapnya.
Senada denga itu salah satu Warganet yang keluhkan pelayanan dokter di grup Info Pinang pada postingan Onya Choedry, Hari Minggu (30/7), menceritakan ia mengalami pendarahan berkepanjangan. Setiap berobat, obat yang diberi itu-itu saja, tidak ada dampak perubahan kesehatan. Ketika ia keluhkan obat yang diberikan itu tidak berdampak pada kesehatanya, berharap dokter memberikan resep obat yang lain, malahan pasien itu dimarahi dokter.
Sebelumnya, melalui postingan Facebook tersebut di Info Pinang , terkait pelayanan dokter di Puskesmas Batu 10, yang menyebutkan perlakuan dua dokter terhadap orang tuanya, bukannya diobati tapi dibully, 451 warganet mengomentari dan mengeluarkan unek-uneknya yang pernah merasakan hal sama pada pelayanan puskesmas.
Dari ratusan warganet yang berkomentar, salah satunya diketahui merupakan tenaga medis, masih aktif bekerja di salah satu rumah sakit, di luar daerah (Tidak mau namanya dipublikasi-red), yang ikut mengomentari ada postingan tersebut. Dibeberkannya sejumlah pasein yang mendapatkan perlakuan kurang baik dari perawat dan dokter di beberapa Puskesmas.
Dikonfirmasi wartawan, saat ia berada di Comfort Hotel, belum lama ini, dijelaskannya, keberadaan Puskesmas di bawah kendali Dinas kesehatan Tanjungpinang yang seharusnya lebih berperan dan tegas pada penerapan pelayanan.
Dijelaskannya seroang dokter, merupakan profesi yang mulia, siap mengemban profesinya, menjunjung tinggi kode etik secara konsisten, untuk dipahami, diterapkan dan ditegakkan.
Pentingnya pemahaman dan penerapan kode etik secara komprehensif, dokter itu adalah bagian dari pelayan masyarakat. Tugasnya melayani pasien dengan penuh tanggung jawab, baik itu tindakan medis, perlakuan, perkataan dan respon.
Seorang pelayan kesehatan itu sudah tau kewajibannya terhadap pasien dari berbagai aspek, menghormati hak-hak pasien, memberikan penjelasan dengan bahasa yang dapat dipahami dan tidak diperbolehkan ada unsur membully pasien.
“Dari sejumlah komentar di postingan Onya Choedry, terlihat kualitas melayani pasien selama ini. Bukan hanya satu dua orang saja mendapat perlakuan kurang baik, dan mayoritas masalahnya itu terjadi di sejumlah Puskesmas. Ini tandanya Dinkes tidak efektif menerapkan pembinaan, etika pelayanan dan SOP. Apapun kata Dinkes, fakta pelayanan yang dirasakan masyarakat selama ini menjadi ukuran tata cara pelayanan kesehatan masyarakat,” tuturnya.
Permasalahan pelayanan kesehatan yang dirasakan warga, mengambarkan peran dan pembinaan dinas kesehatan minim dan Dinilai mandul. Mutu pelayanan Puskesmas itu menunjukan peran Dinkes terhadap pelayanan.
Dinkes wajib melakukan pembinaan, dengan mendorong puskesmas memenuhi standar penyelenggaraan puskesmas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Memfasilitasi puskesmas dalam melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan secara berkesinambungann serta peningkatan lainnya.
“Saya tidak menyudutkan Dinkes, tapi kenyataannya mengambarkan seperti itu. Semoga ke depan kualitas pelanayan kesehatan pasien di Tanjungpinang menjadi yang terdepan dan terus memperbaiki kinerja. Termasuk Dinkes agar lebih meningkatkan pembinaan dan perhatiaanya pada puskesmas untuk pelayanan masyarakat,” tutupnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Elfiani Sandri, ketika dikonfirmnasi terkait penerapan sanksi terhadap perlakuan dua dokter yang diduga membully pasien Puskesmas Batu 10, kemarin, Sabtu (5/8), mengatakan, tidak ada bully. Hanya miskomunikasi saja.
“Masalah itu sudah clear. Petugas dan pasien sudah saling minta maaf. Kesimpulannya, sudah ada pembicaraan, klarifikasi antara petugas puskesmas dengan pasien di rumahnya,” tuturnya. (Red)