KEPRINEWS – Saat ini Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Kepri lagi diperhadapkan dengan dua pemeriksaan, yaitu dugaan korupsi Alat Kesehatan (Alkes) tahun 2014 dan pengadaan Alkes tahun 2018, yang ditangani oleh Polda Kepri. Serta pihak Kejaksan Tinggi Kepri juga sementara melakukan pengumpulan data dan keterangan (Pulbaket) pada dugaan penyalahgunaan anggaran RSUP di anggaran kas serta gaji pegawai.
Hal ini disampaikan oleh salah satu pejabat RSUP dan pegawai di bagian keuangan (tidak mau namanya diekspos-red) kepada Kepri News baru-baru ini. Pejabat RSUP itu mengatakan, setidaknya ada dua aspek yang berpotensi terjadinya korupsi selama ini, yaitu infrastruktur kesehatan dan upaya pencegahan penyakit.
Dalam hal ini, infrastruktur kesehatan, seperti pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan yang selama ini belum tersentuh hukum. Modus yang tidak terlacak kadang dilakukan dengan sistim mark up atau penggelembungan anggaran.
“Ada beberapa pengadaan yang diduga terjadi mark up pada pengadaan alat kesehatan ataupun obat-obatan, selama ini, tapi sepertinya aman-aman saja. Alhamdulillah saat ini sudah mulai disentuh oleh hukum. Coba kalau pihak aparat hukum melakukan pemeriksaan secara mendetail dan serius bukan hanya pada alkes, tapi pengadaan obat-obatan, pasti ketahuan. Yang penting awak media rahasiakan nama saya, bisa saya ungkapkan beberapan kegiatan yang berpotensi KKN,” pungkasnya.
Ia menceritakan, bahwa saat ini RSUP lagi diperhadapkan dengan pemeriksaan dari Polda Kepri mengenai dugaan pengadaan alat kesehatan. Dan Kejati Kepri Juga sementara melakukan Pulbaket terhadap dugaan penyelewengan keuangan kas rumah sakit serta dana penyaluran gaji pegawai.
“Saya berharap kasus yang lain juga bisa terungkap, agar RSUP bisa mengalami kemajuan dan peningkatan dalam pelayan kesehatan terhadap masyarakat. Saya sangat mendukung pihak hukum dalam melakukan penyelidikan terhadap kegiatan-kegiatan di rumah sakit untuk kedepan menjadi lebih baik lagi,” tutupnya.
Pihak redaksi Kepri News melakukan konfirmasi kepada Direktur RSUP via seluler, sampai saat ini berita diekspos, belum ada balasan darinya.
BERSAMBUNG (Redaksi)