KEPRINEWS – Diketahui Kabupaten Bintan merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya perikanan laut, banyak masyarakat Bintan berprofesi sebagai nelayan.
Namun hal ini tidak menjamin kestabilan harga ikan di pasaran, khsusnya di Pasar Barek Motor Kijang, Kecamatan Bintan Timur.
Harga ikan di pasar ini naik turun bukan hanya ditentukan oleh cuaca atau musim-musim tertentu, namun diakibatkan dari ketersediaan BBM solar bersubsidi bagi nelayan yang tidak tepat sasaran dan sulit didapatkan.
Seperti yang dikatakan Mahdi sebagai nelayan, bahwa untuk mendapatkan solar bersubsidi itu terbatas dan susah didapatkannya.
“Ada juga yang nawarkan solar, tapi tarif solarnya sudah mahal. Jadi kita harus kerja sama dengan pedagang di pasar untuk memodalkan operasional kami dengan membantu menyediakan solar,” ungkapnya. Jumat (14/6).
Seorang pedagang ikan Pasar Kijang, Udin, menuturkan, harga penjualan ikan saat ini anjlok, membuat para pedagang merugi.
Contohnya, ikan Selar sama ikan delah, biasanya dijual Rp28 ribu per kilo gram, saat ini dijual dengan harga Rp20 ribu/Kg. Ini memberatkan pedagang yang tidak sesuai dengan pengeluaran awal.
Dimana mereka telah membantu BBM solar nelayan saat melaut, dan menyesuaikan harga jual dengan harga yang diambil dari nelayan.
Disebabkan stok ikan melimpah, dan jenis ikan hampir sama semua yang diambil langsung ke nelayan. Kalau ikan dari touke atau bos ikan, harganya berbeda. Sebab intervensi harga ikan dari tauke tinggi, sehingga penjualannya juga harus tinggi.
“Pedagang ikan semuanya disini menjual harga ikan sama, tapi kalau ngambil sama Tauke atau bos ikan harga bisa berbeda,
Ketidakstabilan harga ini membuat pelaku usaha pasar terus merugi. Ditambah lagi konsumen tentu ingin membeli komoditas ikan yang bervariasi sesuai selera masing-masing dengan harga terjangkau.
Nila, warga Kijang yang sering berbelanja di pasar Barek Motor Kijang, mengkhawatirkan kondisi harga ikan yang tidak stabil secara terus-menerus, dapat menekan perekonomian masyarakat, baik itu pedagang dan nelayan.
“Kami berharap pemerintah daerah dan pihak-pihak yang berkompeten untuk memperhatikan kebutuhan BBM solar subsidi nelayan agar bisa sampai ke nelayan. Sebab ketersediaan BBM bagi nelayan menentukan harga jual beli komoditas ikan laut,” ungkapnya. (ris)