KEPRINEWS – Wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), khususnya Kota Tanjungpinang dinilai relatif aman dari ancaman gempa tektonik kategori berat atau megathrust.
Meski demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tanjungpinang mengingatkan masyarakat agar tetap mengutamakan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi gempa bumi yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Upaya mitigasi perlu dilakukan di setiap daerah yang terdampak. Meskipun hanya berpotensi kecil, namun tetap membutuhkan kesiapsiagaan sebagai langkah pencegahan untuk meminimalisir dampak ketika bencana terjadi.
“Masyarakat dimohon untuk mengetahui dan mengenali informasi terkait gempa bumi, seperti mengenali lingkungan sekitar rumah atau tempat kerja seperti penggunaan P3K dan alat pemadam kebakaran,” kata Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Arifah Dwi Yuliani, Kamis (5/8/2024).
Menurut Arifah, berdasarkan data seismik yang dimiliki BMKG sejak tahun 1900-2023, terpantau telah terjadi gempa sebanyak 2 kali di Provinsi Kepri.
“Kedua gempa yang pernah terjadi itu memiliki magnitude lebih besar dari 3 dan kurang dari 5, dengan kedalaman pusat gempa masing-masing kurang dari 60 km dan lebih dari 60 km tetapi kurang dari 300 km. Sehingga potensi gempa di Kepri masih ada tetapi kecil,” jelasnya.
Oleh karena itu, mengingat prediksi ancaman gempa yang turut menjadi topik hangat di Indonesia belakangan ini, BMKG juga kerap menginformasikan kepada masyarakat melalui media sosial akan ancaman megathrust.
Zona megathrust ini ialah area di mana dua lempeng bertemu dan menghasilkan medan tegangan di kontak antar lempeng tersebut yang dapat menyebabkan gempa dengan skala tinggi dengan potensi menimbulkan tsunami.
Sebagai langkah awal pencegahan, masyarakat diimbau agar dapat menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang tidak mudah pecah, mematikan air, listrik, dan gas saat meninggalkan rumah, cek kestabilan perabotan rumah yang tergantung dirumah yang memiliki potensi jatuh jika gempa terjadi, menyiapkan tas siap siaga yang berisi P3K, senter, makanan kaleng, air mineral, dan dokumen berharga.
Meskipun dampaknya akan berbeda-beda di setiap daerah, seperti Provinsi Kepri khususnya Tanjungpinang yang memiliki letak geografis relatif aman dengan dampak guncangan lebih rendah.
Namun, saat gempa berlangsung, penting bagi masyarakat untuk pergi ke tempat terbuka serta menghindari bangunan dan pohon yang memiliki potensi runtuh untuk melindungi kepala dari reruntuhan.
“Jika berada di dalam mobil diharapkan untuk segera keluar dan berlindung di samping mobil, menjauhi pantai dan pergi ke tempat yang tinggi untuk menghindari potensi tsunami. Tapi juga hindari daerah yang rawan longsor, dan yang terpenting adalah jangan panik dan selalu berdoa,” pungkasnya. (un)