
KEPRINEWS – Menjadi perhatian bersama, bagi yang berencana bepergian keluar negeri, untuk sementara waktu dapat ditiadakan. Kedisiplinan protokol kesehatan ditingkatkan, mobilitas sehari-hari sebisa mungkin dikurangi, sebagai upaya meminimalisir penyebaran Omicron yang telah masuk wilayah Indonesia.
Berdasarkan informasi Kemenkes RI, dilangsir dari laman Kemenkes, Sabtu (1/1/2022), juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, membeberkan tambahan kasus Omicron di tanah air, terhitung 01 Junuari tercatat 68 orang. Jadi total pasien Omicron keseluruhan 136 kasus.
68 kasus baru tersebut, rata-rata pelaku perjalanan internasional. Di mana 11 orang di antaranya adalah warga negara asing (WNA). Dari perjalanan luar negeri, asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.
Disebutnya, 68 kasus varian Omicron yang baru terkonfirmasi, 29 orang tidak bergejala, 29 orang bergejala ringan, satu orang bergejala sedang, sementara 9 orang lainnya tanpa keterangan.
Sebab itu ia menghimbau masyarakat agar tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi. Kurun waktu dua pekan sejak 26 Desember 2021, berjumlah 46 kasus Omicron terdeteksi di Indonesia. 15 pasien Omicron Indonesia merupakan pelaku perjalanan dari Turki.
Berdasarkan WHO HQ Enhancing readiness for Omicron (B.1.1.529): Technical Brief and Priority Actions for Member States, 23 December 2021 dijelaskan, bahwa varian Omicron lebih cepat menular dibandingkan varian Delta pada negara-negara yang telah mengalami kasus Omicron transmisi komunitas.
Beberapa kasus lainnya merupakan pelaku perjalan luar negeri dari Inggris, UEA, Arab Saudi, Jepang, Malaysia, Malawi, Republik Kongo, Spanyol, USA, Kenya, Korea, Mesir, serta Nigeria.
Meski data awal dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa varian Omicron tidak menyebabkan keparahan penyakit dibandingkan varian sebelumnya, namun disiplin protokol kesehatan tetap dilakukan. Apa lagi saat berada di luar negeri.
Prediksi para ahli kesehatan dunia menyatakan, jenis virus Covid-19 Omicron dapat menjadi langkah signifikan dalam transisi pandemi menjadi endemik. Hal tersebut berdasarkan studi awal tentang situasi penyebarannya yang begitu masif di beberapa negara.
Dilangsir dari Fox News, Direktur pelaksana Bain Capital Life Sciences Dr Adam Koppel mengungkapkan varian Omicron saat ini mewabah di beberapa negara sangat mengkhawatirkan dan berpotensi menjadi strain global yang dominan.
“Itu akan memungkinkan kita untuk lebih cepat mencapai keadaan endemik sebagai menentang keadaan pandemi di mana kita dapat hidup lebih teratur dengan virus yang lebih mirip dengan flu daripada yang terlihat seperti COVID,” tuturnya.
Para ilmuwan yang mempelajari varian Omicron telah menekankan masih banyak yang harus dipelajari tentang varian baru. Dikatakannya masih belum menemukan adanya indikasi penyakit parah akibat terinfeksi varian Omicron daripada varian Delta.
Penjelasan dari salah satu Dokter spesialis paru dalam, dr Erlina Burhan, di sejumlah stasiun televisi swasta dan nasional baru-baru, mengatakan bahwa omicron ini replikasinya lebih banyak di saluran napas.
“Laporan dari berbagai negara salah satunya adalah Israel dan juga dari Jepang dan Korea, kasus omicron itu ditemukan pada orang yang sudah divaksin lengkap. Bahkan ada beberapa kasus yang sudah booster juga, ini menunjukan bahwa omicron ini gejalanya ringan-ringan saja dibandingkan Delta, akan tetapi dia bisa menghindar dari sistem imun,” kata dr Erlina.
Varian Omicron merupakan mutasi dari virus corona yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan. Saat ini, varian Omicron sudah menyebar di puluhan negara di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.
Oleh WHO, Omicron juga sudah dikategorikan ke dalam variant of concern (VOC). VOC bisa diartikan sebagai varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.
Para peneliti di CDC telah mengajukan profil gejala awal untuk Omicron. Lewat Morbidity and Mortality Weekly Report, CDC mengungkap gejala utama dari pasien Covid-19 varian Omicron, yakni Batuk sebanyak 89% sementara gejala lainnya yaitu Mudah Lelah (65%), Pilek atau hidung tersumbat (59%), Demam (38%), Mual (22%), Sesak napas (16%), Diare (11%), Anosmia atau hilangnya kemampuan penciuman (8%). (Sumber: Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Untuk dipahami, jika merasakan gejala tersebut belum tentu terkena varian omicron. Perlu adanya pemeriksaan lanjut agar mengetahui lebih jelas.
Selain itu, dapat mencegah gejala batuk dan tenggorokan gatal dengan Komix Herbal. Pasalnya, Komix Herbal memiliki komposisi daun legundi dan jahe merah yang sangat efektif untuk meredakan batuk sekaligus menjaga daya tahan tubuh. Terapkan protokol kesehatan dan siapkan Komix Herbal di rumah sekarang juga! (*)