KEPRINEWS – Menanggapi dan mengklarifikasi kembali pemberitaan KepriNews.co yang tertanggal 1 April 2020 seputar Aset Barang Bongkaran Sekolah, Jumat (03/04/2020) Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 011 Ganet (Tanjungpinang) kepada KepriNews.co mengatakan bahwa mekanisme aset dari hasil bongkaran bangunan sudah sesuai dengan aturan yang ada.
Dimana, penggunaan aset (barang bongkaran-red) seperti spandek, broti dan lainnya dialihfungsikan untuk, pembuatan taman parkir, pembuatan teras dan kantin sekolah, pembuatan ruang tata usaha dan ruang Kepsek. “Tidak ada terjadi jual beli terhadap barang bongkaran tersebut,” tuturnya.
Lanjutnya, aset yang dimaksudkan sudah diperiksa oleh tim aset Kota Tanjungpinang. Pihak sekolah juga mempunyai administrasi berita acara secara lengkap atas penggunaan aset. “Memang ada isu yang negatif dari dalam sebelumnya. Selama ini saya diam bukan berarti itu benar, tapi saya ingin membuktikan kerja saya dengan hasil, biar lah mereka menilai dari hasil, bukan sekedar omongan saja. Saya menanggapi berita miring ini sebagai kritikan untuk saya lebih berhati-hati. Sebab kita berbuat baik saja, kadang itu salah bagi orang lain, apa lagi berbuat salah,” uncapnya.
Salah satu guru SDN 011 yang mendampingi Kepsek saat dikonfirmasi menambahkan, bahwa aset sisa bongkaran kemarin sempat dipindahkan tujuannya untuk merapihkan halaman sekolah dengan kapasitas anak belajar yang banyak.
“Maklum sisa bongkaran bangunan ada yang tajam, berpaku dan berpotensi membahayakan anak-anak, jadi kita pinjam tempat sementara untuk menampungnya. Kami tahu kemungkinan ada yang tidak senang dengan Kepsek atau lainnya, ya maklum dimana-mana pasti ada yang seperti ini. Jadi ada rumah yang dekat dengan sekolah datang minta 1 atau dua barang bekas seperti spandek, ada yang kami kasih. Kemungkinan itu lah oknum dalam langsung berasumsi menjual dan menjadi acuan cerita negatif,” terangnya, sembari mengatakan kalau Kepseknya itu sangat sabar menghadapi orang tipe-tipe seperti ini, sehingga beliau tetap memilih untuk merangkul dan tetap baik.
“Seharusnya dalam sekolah, satu tempat kerja itu adalah keluarga, saling mengingatkan, menguatkan dan mensupport satu sama lain, bukan menyebarkan fitnah. Kami tidak persalahkan wartawan karena sumbernya bukan dari luar sekolah, namun kami ingin mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi, sekalian menepis bahasa yang negatif dari dalam. Kami tidak menuduh, mempersalahkan, tapi kami ingin menjadikan sekolah ini yang terbaik. Saya tahun depan pensiun, Kepsek juga 2 tahun lagi sudah pensiun. Artinya kami ingin melakukan yang terbaik untuk sekolah ini,” tutupnya. (Tim)