KEPRINEWS – Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad mengikuti rapat terbatas secara virtual dari ruang rapat utama kantor Gubernur lantai 4, Dompak, Tanjungpinang, Senin (25/10) petang. Rapat ini dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo terkait evaluasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Turut hadir secara virtual Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin, jajaran para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Kepala BIN beserta seluruh Kepala Daerah serta Forkominda Provinsi, Kabupaten dan Kota.
Hadir langsung bersama Gubernur dalam kesempatan ini Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Asisten Administrasi Umum beserta seluruh Kepala Badan, Kepala Dinas dan Kepala Biro.
Presiden RI Joko Widodo mengatakan pandemi Covid-19 di Indonesia sudah dalam keadaan membaik, seperti diketahui Bed Occupancy Rate (BOR) dan Positive Rate sudah dibawah standar World Health Organization (WHO).
Dilihat dari kasus harian dalam empat hari terakhir, tercatat pada 22 Oktober sebanyak 760 orang, 23 Oktober 802 orang, 24 Oktober 623 orang dan 25 Oktober 460 orang.
“Dibandingkan saat KASUS puncak sampai 56 ribu, ini angka sangat kecil sekali, tapi perlu saya ingatkan bahwa pendemi Covid-19 belum berakhir,” ujar Presiden Jokowi.
Dalam perkembangannya, Presiden Joko Widodo menegaskan jika kasus di Indonesia betul-betul turun sangat drastis. Tetapi harus tetap hati-hati, karena trend dunia dalam minggu ini semua negara naik 2 persen. Padahal 4 minggu yang lalu trendnya sudah turun. “Contohnya di Eropa dalam minggu ini naik sampai 23 persen dan di Amerika Selatan naik 13 persen,” terang Jokowi.
Presiden juga menjelaskan, jika permasalahan ada pada tiga hal yang perlu di pelajari dari negara lain. Tiga hal ini agar semua berhati-hati, termasuk laporan yang diterima dari BIN terkait protokol kesehatan di sekolah yang harus terus dipantau seperti di mantin dan ditempat parkir.
“Masalahnya adalah 3 hal, yang pertama karena releksasi yang terlalu cepat tidak melalui tahapan-tahapan, yang kedua masalah protokol kesehatan yang tidak disiplin lagi kemudian yang ketiga hati-hati mengenai pembelajaran tatap muka,” terang Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo berharap kepada Gubernur, Bupati dan Wali Kota dan seluruh jajaran Forkominda untuk perlu mengingatkan pihak sekolah dan juga manegemen pengawasan lapangan sangat diperlukan. Sehingga kejadian-kejadian yang seperti negara lain tidak terjadi di Indonesia.
“Jadi kunci kita ada pada protokol kesehatan,” harap Presiden Jokowi.
Disamping itu, Kepala Negara mengingatkan Daerah-Daerah yang mengalami kenaikan kasus penyebaran Covid-19 meski pun hanya kecil namun harus berhati-hati. Kemudian ada 105 Kabupaten/Kota di 30 Provinsi yang kasus positifnya naik.
Untuk Maluku Utara, Papua Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tenggara walaupun naik sedikit, namun cenderung sudah melandai, dan diminta agar tetap selalu waspada.
Gubernur, Pangdam, Danrem dan Kapolda agar mengingatkan kepada Bupati dan Wali Kota, Dandim, Kapolres agar meningkatkan kewaspadaan memperkuat 3T dan tes betul-betul kontak eratnya.
“Saya ingin mengingatkan kita semuanya memaksimalkan penggunaan platform PeduliLindungi utamanya di mall, ditempat Wisata, dan di pasar-pasar. Controling harus dilakukan untuk mengingatkan kepada warga kita agar terus diwaspadai,” pinta Presiden Jokowi.
Selain itu, Presiden juga ingin menyampaikan data vaksinasi, total dosis yang telah disuntikan sampai hari ini adalah 182 juta dosis, dimana dosis yang pertama sudah sebesar 54 persen dosis yang ke dua sebesar 32 persen.
“Begitu juga dengan namanya vaksinasi terus dikejar baik dosis pertama maupun dosis kedua. Karena sudah 237 juta dosis vaksin telah dikirim ke daerah-daerah,” kata Presiden Jokowi.
Daerah-daerah yang vaksinasinya masih rendah atau dibawah 50 persen agar dikejar untuk bisa mencapai diatas 50 persen dibulan November dan mencapai diatas 70 persen diakhir bulan Desember.
“Dalam menjaga dan melindungi Rakyat Indonesia dari terpapar Covid-19 dan juga keterkaitannya pertumbuhan ekonomi, vaksinasi paling penting sekali,” tambahnya.
Terakhir, presiden berpesan agar seluruh daerah untuk mengingatkan kepada masyarakat agar betul-betul diatur Natal dan Tahun Baru dikelola dengan baik dan tidak ada kerumunan dan lebih baik antisivasi tidak berpergian kemana-mana.
“Peran semua stakeholder dalam mensosialisasikan sangat penting sekali sehingga kita harapkan dapat dikendalikan dan tidak adanya gelombang ke tiga,” pesan Presiden Jokowi. (03)