Koordinasi Dinas Kesehatan Kepri bersama stakeholder melakukan terobosan sebagai langkah memerangi penularan Covid-19.
KEPRINEWS – Gubernur H. Ansar Ahmad yakin perkembangan kasus Covid-19 di Kepri akan menurun signifikan jika semua pihak melakukan langkah-langkah signifikan juga dalam menanganinya. Langkah-langkah penting harus dilakukan, yaitu terus mendorong protokol kesehatan di tengah masyarakat dengan melakukan literasi yang optimal dan mendorong masyarakat melakukan 3 M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun).
“Kita juga mempercepat kegiatan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment). Angka persentase treatment kita sudah lumayan tinggi, tapi angka testing dan tracing kita masih relatif rendah. Kita minta untuk semua Kabupaten/Kota untuk mendorong kegiatan testing dan tracing ini,” kata Gubernur Ansar saat memimpin Rapat Evaluasi Lanjutan Tentang Penanganan Covid-19 dan Percepatan Vaksinasi serta Pembelakuan PPKM Mikro Di Provinsi Kepulauan Riau di Aula Wan Seri Beni Kantor Gubernur Kepulauan Riau, Dompak, Kamis (27/5/2021).
Dalam kesempatan itu, Gubernur Ansar memaparkan angka-angka perkembangan Covid-19 di Kepri dengan total kasus kumulatif per 26 Mei 2021 berjumlah 15.285 kasus. Kasus aktif sebanyak 2.181 dengan persentase 14,2 persen di atas persentase kasus aktif nasional di angka 5,3 persen. Persentase sembuh 83,5 persen atau masih dibawah rata-rata nasional sebesar 92 persen. Dan jumlah kasus meninggal sebanyak 330 orang atau 2,16 persen berada di bawah rata-rata nasional sebesar 2,22 persen.
“Untuk angka Bed Occupancy Ratio (BOR) masih relatif tinggi. Saya sudah instruksikan setiap rumah sakit agar 30 persen ruang rawat inapnya digunakan untuk menangani pasien Covid-19. Kalau terpakai semua, maka angka BOR kita pasti akan menurun ke bawah. Karena BOR merupakan salah satu perhatian Presiden Joko Widodo saat meninjau vaksinasi di Kepri,” ujar Gubernur Ansar.
Kemudian Gubernur Ansar menginstruksikan kepada Kabupaten / Kota yang memerlukan tempat isolasi terpadu, Pemprov akan membantu. Sedangkan untuk kebutuhan makan dan minum serta kebutuhan sehari-hari menjadi tanggungan masing-masing Kabupaten/Kota.
“Jika ada kesulitan untuk mendapatkan gedung atau penginapan, silakan gunakan gedung-gedung pemerintah. Untuk matras dan tempat tidur dapat dikirim dari pemprov karena ada stok lebih kurang 1000 matras,” ungkap Gubernur Ansar.
Mengenai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, Gubernur Ansar meminta para Bupati dan Walikota menegaskan kepada satgasnya masing-masing untuk menjalankan PPKM mikro dengan sebaik-baiknya. Dengan harapan angka kasus aktif menurun dan angka kesembuhan naik.
“Kita tidak hanya mengejar besar jumlahnya PPKM mikro itu, tapi harus benar-benar aktif. Sampai berbasis RT/RW. Tentunya dengan dukungan TNI dan Polri. Baik itu Babinsa atau Babinkhamtibmas,” kata Gubernur Ansar.
Untuk vaksinasi, Gubernur Ansar mempersilakan kabupaten / kota jika ingin menambah sentra vaksinasi. Untuk kabupaten / kota yang jarak wilayahnya berjauhan, jika masih kurang tenaga vaksinatornya Gubernur Ansar mempersilakan untuk melakukan rekrutmen relawan vaksinator dengan menghubungi kadinkes provinsi dengan honor dari provinsi.
“Sekarang tidak usah kita batasi kelompok mana yg harus divaksin, karena stok vaksin kita masih tersedia dan cukup. Untuk mengejar target 50 persen penduduk Kepri tervaksin akhir bulan Juni, rata-rata 300 orang per hari per kecamatan yang harus divaksin. Jika ada kekurangan tenaga vaksinator, Senin depan saya harap sudah selesai melakukan proses rekruitmen” ungkap Gubernur Ansar.
Wakil Gubernur Hj. Marlin Agustina menyampaikan bahwa dirinya sudah meninjau kesiapan penerapan pemberlakuan beberapa PPKM. Dari hasil peninjauannya, Wagub Marlin melihat masyarakat setempat belum memahami PPKM tersebut.
“Termasuk isolasinya. Kalau sudah terpapar, masih ada yang belum paham kemana mereka harus diisolasi. Kerjasama dengan Babinsa dan Babinkamtibmas sangat penting. Yang kedua saya menyarankan Kabupaten/Kota agar melibatkan Camat untuk mensosialisasikan PPKM ini. Di sana saya lihat banyak masyarakat yang ingin turut serta membantu pemberantasan Covid-19 ini tapi mereka tidak tahu caranya. Camat dapat membantu mensosialisasikan sampai tingkat RT/RW,” kata Wagub Marlin.
Wakil Ketua Harian Satgas Covid-19 Tjetjep Yudiana menyampaikan bahwa PPKM dibentuk organisasinya dari tingkat kecamatan, kelurahan/desa, hingga RT/RW. Dengan tujuan pemberlakuannya adalah untuk menurunkan atau melandaikan angka kasus aktif Covid-19.
“Strateginya adalah dengan membentuk satgas RT/RW. Kegiatannya yang terpenting adalah bagaimana kepatuhan masyarakat mengikuti protokol kesehatan. Penegakan prokes dapat dilakukan dengan sosialisasi masif dengan informasi terkini dimana masyarakat harus tahu,” kata Cecep.
Yang kedua untuk memetakan kasus Covid dari wilayah terkecil RT/RW. RT/RW harus dapat menentukan anggota masyarakat yang terkonfirmasi positif yang harus dikarantina di karantina terpusat atau dapat melakukan karantina mandiri.
Sementara itu Kadinkes Kepri M. Bisri meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang mengajukan penambahan tenaga vaksinator agar dapat membuat rencana strategis untuk dapat menentukan jumlah tenaga vaksinator yang diperlukan.
“Mengenai obat-obatan yang digunakan untuk perawatan, kabupaten/kota dapat terus berkonsultasi dengan Instalasi Farmasi Dinkes Pemprov,” kata Bisri.
Turut hadir dalam rapat ini secara langsung Staf Khusus Gubernur Suyono, Kaban Kesbangpol Lamidi, Kaban BPBD Budiharto, Kadis Naker Mangara Simarmata, Kadis Pmd Dukcapil Sardison, Kadis Perhubungan Junaidi, Plt. Kaban BPKAD Venni Meitaria, Plt. Karo Pemerintahan M. Darwin, Plt. Karo Humprohub Zulkifli dan melalui video conference pimpinan Forkopimda se-Kepri dan Bupati/Wali Kota se-Kepri. (*)