Sejumlah kinerja Sekretaris Daerah (Sekda) Tanjungpinang, Teguh Ahmad Syafari, sebagai Ketua Tim Anggaran Pemko, dan Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Tanjungpinang, dinilai mandul dalam kinerjanya. Dengan harapan, agar Walikota Tanjungpinang secepat mungkin dapat menggantikan Sekda yang benar-benar bekerja dengan lurus dan tulus, tidak ada kepentingan lain, kecuali bekerja secara profesional untuk kemajuan daerah.
KEPRINEWS – Selasa (01/06/2021) salah satu Kepala Dinas di Pemko Tanjungpinang (tidak mau namanya disebut-red) kepada KepriNews.co, menyebutkan sejumlah kinerja Sekda yang kadang tidak singkron dengan sejumlah dinas termasuk Walikota.
“Termasuk perkataan Sekda di salah satu media online baru-baru ini yang berbicara bertolak belakang dengan apa yang di katakan oleh Kadinsos dan Walikota. Apapun itu, sebagai seorang Sekda dia harus punya etika berbicara di publik. Ketika apa yang dikatakannya itu berbeda, ini sebuah tamparan dan bola panas yang dimunculkan. Boleh lah demikian, asalkan kinerjanya itu baik, sayangnya sejumlah tugas yang diembankan ke beliau itu dinilai mandul, terlebih dia ketua anggaran yang beberapa kali secara teknis terjadi masalah di internal,” tuturnya.
Saat ini, kasus aktif COVID-19 di Tanjungpinang terus meningkat secara signifikan. Teguh Ahmad sebagai Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19, selama ini apa yang diperbuatnya. Dimana dia ketua harian Satgas, saat kota ini dilanda dengan penyebaran Covid-19. Apa upaya dan terobosannya dilakukannya agar menekan angka kasus yang terus meningkat drastis.
Lanjutnya, dalam hal itu, di tubuh Satgas Penanganan COVID-19 Tanjungpinang harus dikomando dengan orang yang bekerja keras dan tulus, tidak ada kepentingan lain, tahu membedakan masalah pribadi, internal dan umum, sehingga dapat bekerja secara profesional untuk menolong masyarakat dari masalah Covid.
“Kita bukan saling menyalahkan, tapi ini merupakan kenyataan yang harus secepatnya diperbaharui untuk jauh lebih baik ke depan. Untungnya, Tim Satgas Penanganan yang lain tidak pernah menyerah, terlihat selalu perang melawan covid-19 yang belum selesai,” tuturnya.
Intinya, sampai saat ini, Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Tanjungpinang tidak terlihat apa yang dilakukannya sebagai tindakan nyata untuk meminimalisir penyebaran Covid. Seakan-akan Sekda ini lepas tangan begitu saja dengan tugasnya yang membutuhkan tanggung jawab ke publik.
Dijelaskannya, bahwa penyebaran Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) di Kepri, khususnya di Tanjungpinang terus meningkat dari waktu ke waktu, menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang lebih besar, serta telah berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
“Terkait penaganan Covid Tanjungpinang, banyak persoalan yang timbul dan membutuhkan kinerja Ketua Satgas penanganan yang memiliki loyalitas, dedikasi untuk membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi. Jangan berdiam diri disaat seperti ini. Ada beberapa hal secara internal yang saya tak bisa sampaikan karena tidak etis. Jujur saja saya kecewa dengan kinerja Sekda yang hanya bisa ngomong di publik, tapi tidak ada eksen nyata untuk membantu warga,” terangnya.
Singkat cerita, sebagai Ketua Satgas penanganan Covid-19, tugasnya antara lain, yaitu mempercepat penanganan Covid-19 melalui sinergitas dengan instansi terkait. Meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran Covid-19, meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional, serta meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah, mendeteksi, dan merespons terhadap perkembangan Covid.
Menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan Covid-19, menkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan. Melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan dengan mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan Covid.
“Saya tidak punya kepentingan untuk mengkritisi hal ini, tapi keadaan yang terjadi baik itu internal dan eksternal yang terlihat beliau tidak ada rasa tanggung jawab, seakan-akan lepas tangan begitu saja dalam tugasnya. Sampai hari ini beliau masih menerima gaji dan tunjangan yang lumayan besar, malu lah sama publik kalau kita bekerja tidak sesuai dengan nominal yang didapat. Orang yang bekerja di swalayan saja dengan nilai gaji yang diterima, nyata kerjanya,” tutupnya.
Sampai berita ini diterbitkan, Sekda Tanjungpinang belum dapat dikonfirmasi. Beberapa waktu lalu pihak redaksi melakukan konfirmasi via Whatsaap ke Sekda dengan kasus yang berbeda, tapi setelah dibacanya langsung diblokir. (Red01)