NATUNA – Pengawasan pasien covid-19 di Natuna dinilai kurang maksimal. Sejak kasus terus meningkat usai libur lebaran.
Bahkan asrama haji yang dijadikan tempat karantina sudah penuh, menyebabkan warga yang dinyatakan positif tetap berada di rumah.
Ironisnya, salah satu keluarga yang dinyatakan positif covid-19 tidak mendapat pengawasan sepatutnya. Parahnya, Bahkan tidak mendapat obat dari Satgas covid-19. Akibatnya, ABD, kepala keluarga pasien harus dilarikan ke rumah sakit, setelah 3 hari terkurung di rumah tanpa mendapat obat dari Satgas covid19.
“Kami bertiga sekeluarga dinyatakan positif setelah di swab massal asrama haji. Tapi selama tiga hari kami tidak dijemput untuk dikarantina terpadu. Karena disana penuh. Tidak ada obat-obatan diberikan dari tim Covid kabupaten,” tutur ABD, saat dihubungi KepriNews.co, Rabu (26/5/2021).
ABD mengaku, setelah tiga hari berada di rumah, ia mengalami gejala berat dan sesak nafas. Dan harus diisolasi di RSUD.
“Selama tiga hari kemarin kami dibantu keluarga mengantar kebutuhan makanan di rumah. Beli obat seadanya di apotek. Tapi kondisi makin parah dan sesak nafas,” tuturnya.
ABD mengaku, menyayangkan pelayanan penanggulangan dan pencegahan Covid 19 di Natuna. Status pasien karantina di rumah mesti diperjelas. Supaya penyebaran Covid 19 di Natuna dapat dicegah.
“Baru sekarang istri dan anak dikarantina, setelah saya diisolasi di RSUD,” ujarnya.
Sementara PLT kepala dinas kesehatan Pemkab Natuna Hikmat Aliansyah mengaku, ruang inap karantina pasien covid19 di asrama haji Natuna sudah penuh. Sebanyak 110 pasien covid19 sudah dikarantina terpadu. Namun Hikmat tidak menjelaskan jumlah pasien positif yang masih di karantina di rumah.
“Untuk pasien covid19 yang dikarantina di rumah yang pegang datanya. Tapi kasus sekarang semakin banyak,” ujarnya. (Rahman)