
KEPRINEWS – Harga emas di Tanjungpinang terus mengalami lonjakan tajam dan kini mencatatkan rekor baru.
Saat ini, emas 24 karat tembus ke harga Rp1.771.000 per gram, emas 23 karat berada pada kisaran Rp1.680.000 per gram, sementara emas 22 karat dijual seharga Rp1.380.000 per gram.
“Harga ini masih berbentuk bahan mentah, kalau sudah jadi perhiasan maka harganya akan sedikit lebih mahal karena ada tambahan ongkos produksi dan desain,” kata Alfarezi, karyawan toko emas Mekar Jaya di kawasan Bintan Center (Bincen), Selasa (15/4/2025).
Lonjakan harga emas ini tidak terjadi tanpa sebab, salah satu pemicu utama adalah ketegangan perang dagang antara dua kekuatan ekonomi dunia yakni Amerika Serikat dan Cina.
Menurutnya, kedua negara tersebut saling menaikkan tarif impor sebagai bentuk respon atas kebijakan ekonomi satu sama lain, ketidakpastian global yang ditimbulkan membuat investor global mengalihkan aset mereka ke instrumen yang lebih aman seperti emas.
“Ini efek global, Amerika dan Cina saling menaikkan tarif. Akibatnya harga emas ikut terdongkrak, dalam sehari saja bisa naik sampai Rp40 ribuan,” lanjutnya.
Sejak hari pertama Lebaran tahun ini, harga emas menunjukkan tren kenaikan yang konsisten, hampir setiap hari ada penyesuaian harga yang signifikan.
Puncaknya, emas batangan produksi Antam kini resmi menembus angka Rp2 juta per gram, menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah di Indonesia.
Meski mencetak rekor harga, kondisi ini justru membawa dampak negatif bagi para pedagang emas. Lonjakan harga membuat daya beli masyarakat menurun drastis, banyak pembeli memilih menunda transaksi atau hanya menjual kembali emas lama mereka.
“Tahun 2023 perputaran dagang masih lancar karena harga emas waktu itu masih dibawah Rp1 juta, sementara pada 2024 penjualan emas mulai menurun karena harga yang mulai melonjak,” ujarnya.
Menurut Alfarezi, bahwa tahun 2024 dan 2025 emas telah memasuki fase tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjadikan fase ini tonggak baru dalam dunia perdagangan emas.
“Memang dua tahun belakangan ini merupakan fase dimana harga emas mulai melonjak. Bahkan selama Ramadan dan Idulfitri tahun ini, penjualan emas lebih didominasi oleh transaksi jual daripada beli,” pungkasnya. (un)