
KEPRINEWS – Menyoal dugaan beras oplosan viral di sejumlah media sosial, khususnya yang dirasahkan sebagian masyarakat Tanjungpinang, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Tanjungpinang, angkat bicara.
Menanggapi terkait oplosan beras, Kepala DP3 Tanjungpinang Robert Lukman, mengatakan, bahwa benar soal keamanan pangan itu tugas DP3.
“Tapi untuk lebih jelas dan spesifik, coba konfirmasi ke Kabid Ketahanan Pangan,” ungkapnya, Kamis (20/3).
Kabid Ketahanan Pangan DP3 Tanjungpinang, Yesi, Jumat (21/3), menuturkan, terkait beras oplosan belum ditemukan
“Menentukan oplosan harus dengan uji, kalau ada aduan tolong sampaikan merk apa biar diuji dulu,” ungkapnya.
Kembali wartawan pertanyakan pengakuan kedai penjual beras pun mengakui sejumlah konsumen mengkomplain soal beras satu merk diduga oplosan karena berganti tekstur panjang dan pendek, serta warna dan rasa. Yeni mengatakan untuk infokan siapa penjualnya biar pihak DP3 bisa komunikasikan.
“Karena bisa beberapa sebab, bisa karena penanganannya, penyimpanannya, stok dan lain-lain. Kebetulan kami sedang di lapangan,” terangnya.
Menanggapi hal ini, N Aseng warga Batu 9, Tanjungpinang, menilai, nampaknya dinas ini tak bekerja.
“Kalau turun di lapangan saat viral sudah jelas tak akan ketemu, karena beras yang ada di pasaran tentunya yang sesuai standarnya. Tunggu aman situasi, tidak viral lagi soal oplosan beras, barulah bisa ketemu,” sebutnya.
Ia meminta DP3 melakukan cek berkala, rutin tiap dua minggu sekali, atau perbulan, biar tahu kondisi beras yang sebenarnya.
“Dilakukan pengecekan berkala juga dapat mengantisipasi terjadinya oplosan beras. Hanya aneh saja, instansi terkait tidak dapat menemukan beras oplosan yang jelas dalam satu merk, tekstur beras berubah-berubah, kadang panjang kadang pendek bentuknya,” terangnya.
Lanjutnya, kalau hanya berubah warna, rasa mungkin bisa dikatakan penyebabnya itu mungkin terjadi akibat penyimpanan. Tapi kalau berubah bentuk tekstur beras kadang panjang, pendek, itu apa namanya. (jer/un)