KEPRINEWS – Penjualan komoditas buah-buahan di Kota Tanjungpinang mengalami penurunan drastis sejak beberapa bulan belakangan ini.
Meski harga komoditas buah pada umumnya relatif stabil, namun nyatanya penjualan buah semakin menurun bahkan hingga mencapai 50 persen dari biasanya.
Salah satu pedagang buah yang berlokasi di Jalan Raja Haji Fisabilillah, Batu 8 atas, Mulyadi menjelaskan, bahwa kurangnya pembeli bisa jadi disebabkan karena ekonomi masyarakat yang sedang tidak stabil.
Hal ini, turut berdampak signifikan pada omzetnya penjualannya yang ikut anjlok.
“Terkadang, hasil kotor dari penjualan bisa mencapai Rp2 juta, namun kini Rp1 juta juga sulit,” kata Mulyadi, Minggu (12/13/2024).
Bahkan lanjutnya, tak sedikit ia harus membuang buah-buah yang sudah busuk karena tidak laku terjual.
Buah yang terbuang tentu akan menjadi kerugian bagi para pedagang, apalagi mereka harus menyuplai buah yang lebih segar sesuai jadwal.
“Kami selalu stok sesuai jadwal, jadi meski tidak laku tetap harus masuk stok yang baru untuk mengisi buah yang lebih segar. Kalau tidak laku dan busuk itu memang menjadi resiko pedagang untuk rugi,” keluhnya.
Saat ini, harga buah naga masih dihargai Rp25 ribu per Kilogram (Kg), pepaya Rp12 ribu per Kg, dan semangka Rp12 ribu per Kg.
Tak hanya buah lokal, sejumlah komoditas harga buah import juga masih cukup stabil, seperti jeruk Mandarin Rp50 ribu per Kg, Mangga Thailand Rp35 ribu per Kg, apel Fuji Rp5-12 ribu per buah, dan anggur Rp80 ribu per Kg.
Bahkan, kata Mulyadi, harga buah-buahan umumnya kerap mengalami penurunan harga, hal ini guna menekan kembali penjualan buah yang semakin menurun.
“Kita mengira menurunnya penjualan disebabkan karena harga buah yang tinggi, namun ternyata meski harga sudah diturunkan penjualan masih tetap saja,” pungkasnya. (un)