KEPRINEWS – Dengan adanya pemberitahuan pihak sekolah ke orang tua murid, untuk tahun ini tidak ada bantuan seragam sekolah, membuat para orang tua siswa kecewa, dan menjadi sorotan umum.
Karena, sebelumnya rata-rata dari pihak sekolah telah memberitahukan kepada para orang tua murid, ada pembagian seragam gratis.
Bahkan di sejumlah pemberitaan media, pihak Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang sudah mengumunkan seputar pembagian seragam gratis.
Salah satu orang tua siswa kelas I, SDN 012 Tanjungpinang Timur, Rizky, ungkapkan kekecewaannya dengan pembatalan program seragam gratis yang ditiadakan.
“Kalau dari awal sudah dikasih tahu tak ada seragam gratis, kami orang tua sudah menyiapkan anggaran dan beli sebelum masuk sekolah. Ini tiba-tiba pihak sekolah suruh beli seragam sendiri. Lebih kasian untuk siswa dari kalangan kurang mampu,” tuturnya kepada keprinews.co, Kamis (15/8).
Apapun alasannya, program seragam gratis yang menunjang pendidikan, dirasakan langsung oleh masyarakat kurang mampu, program yang bersentuhan langsung dengan pendidikan dan masyarakat tidak boleh ditiadakan.
“Walaupun defisit, Pemko Tanjungpinang kan masih punya banyak cara dan solusi lain untuk tetap melaksanakan dan mempertahankan program yang meringakan beban masyarakat. Jadi apa yang diberikan Pemda untuk masyarakat, sementara kami sudah bayar pajak, dan mengkuti arahan pemerintah,” kesalnya.
Untuk itu, lanjut Rizky bersama sejumlah para orang tua siswa lainnya, mengapresiasikan kepemimpinan Rahma saat menjabat wali kota. Faktanya, Rahma mampu merealisasikan program seragam gratis tiap tahun, tanpa embel-embel anggaran.
Seirama dengan itu, Lusi salah satu orang siswa SMPN 7 Tanjungpinang, mengatakan rindu kepada kepemimpinan Rahma, salah satu penggagas seragam gratis yang sudah dibuktikannya selama beliau memimpin.
“Di saat pandemi covid pun beliau mampu membuktikan komitmennya pada program tersebut. Ini di saat semuanya baik, tidak ada pandemi, krisis moneter dan lainnya, tiba-tiba defisit sampai mengabaikan program istimewa ini. Masyarakat tidak butuh teori tapi bukti kerja nyata yang dirasakan masyarakat,” terangnya.
Setelah masa Rahma berakhir, masalah demi masalah terus terjadi, tidak ada peningkatan di berbagai sektor, hanya kemunduran yang terlihat. Dibuktikan dengan penundaan program seragam yang tak mampu direalisasikan.
Roda pemerintahan di Kota Tanjungpinang tidak berjalan optimal, dan program bermanfaat bagi masyarakat tidak terbukti. Harga komoditas pasar naik turun, tidak stabil. Naiknya dua minggu, turunnya hanya sebentar baru naik lagi.
Lanjutnya, masyarakat hanya mendengar berbagai isu negatif saja. Mulai dari Isu TPP pegawai, rasionalisasi anggaran yang tidak merata dan dinilai tidak adil ke OPD dan lain sebagainya. Hanya terfokus ke dalam dan defisit, sampai lupa untuk masyarakat.
“Pemko Tanjungpinang butuh pemimpin yang komitmen, terbukti kinerjanya dan tidak menimbulkan konflik. Apa lagi hanya membawa kepentingan politik bukan masyarakat. Kami bukan berkampanye, tapi kami sudah melihat satu-satunya yang mampu melakukan perbaikan dan berdampak itu hanya ada di sosok Rahma,” tutupnya. (jer)