KEPRINEWS – Tim Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang, terus kompak melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi yang saat ini berada diurutan 12 terenda se-Sumatera.
Kepala Kepala Disdagin Tanjungpinang, Riany, mengatakan bahwa posisi inflasi Tanjungpinang diurutan 30 terendah dari 136 daerah pembanding se-Indonesia.
Hal ini membuktikan inflasi Tanjungpinang berada pada tingkat rendah dan stabil.
“Kami terus mengambil langkah-langkah antisipatif pengendalian inflasi. Terbukti telah menunjukkan hasil nyata dengan terkendalinya inflasi Tanjungpinang yang rendah dan stabil. Dengan kondisi ini, diharapkan akan menciptakan iklim yang kondusif bagi perekonomian,” ujarnya.
Menurutnya, iklim kondusif bagi perekonomian berupa kepastian usaha dan terjaganya biaya produksi yang akan mendorong peningkatan investasi dan produksi.
Terjaganya kestabilan inflasi hingga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk juga mendorong pembangunan perekonomian.
“Dari sisi masyarakat sebagai konsumen, terjaganya inflasi pada tingkat yang rendah mendorong daya beli masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah maupun tinggi untuk dapat memenuhi kebutuhan,” terangnya.
Sementara dari sisi produsen baik itu petani maupun pelaku usaha, pergerakan inflasi pada tingkat rendah dan stabil dibutuhkan sebagai insentif untuk melakukan produksi.
Meski demikian, sejumlah risiko masih dihadapi di antaranya masih tingginya ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar untuk memenuhi kebutuhan setempat.
Salah satu upaya Disdagin dalam hal ini, yaitu melakukan intervensi pasar untuk menjaga stabilitas harga komoditas.
Dimana, Disdagin dapat melakukan intervensi langsung di pasar untuk mengendalikan harga barang dan jasa tertentu yang memiliki dampak signifikan terhadap inflasi.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur harga, melakukan operasi pasar murah, dan terus melakukan survey pasar.
“Kami juga terus memonitor dan mengatur harga komoditas penting yang memiliki dampak signifikan terhadap inflasi melalui berbagai usaha dan kebijakan. Hal ini dapat dilakukan melalui intervensi pasar, pengelolaan stok, dan menjaga stabilitas harga,” tuturnya.
Termasuk mendorong distributor, pedagang untuk meningkatkan produktivitasnya yang dapat membantu mengurangi tekanan inflasi.
Dengan meningkatkan pasokan komoditas kebutuhan pokok dan lainnya untuk memenuhi permintaan masyarakat tanpa menimbulkan tekanan harga yang signifikan. (jer)