KEPRINEWS – Sekitar ribuan masyarakat nelayan Natuna melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Natuna, Kamis (27/02/2020), menolak penggunaan alat tangkap Cantrang yang digunakan oleh ratusan kapal nelayan dari Pantura di laut Natuna.
Diketahui, cantrang adalah salah satu jenis Alat Penangkapan Ikan (API) yang masuk dalam kelompok pukat tarik berkapal (boat or vessel seines). Cantrang biasanya disamakan dengan demersial danish seine yang dipakai di dunia barat. Pukat dogol atau cantrang sendiri berbeda dengan pukat harimau (trawl), karena cantrang tidak ditarik kecuali sepanjang tali utamanya saja.
Pertama adalah hasil tangkapan cantrang tidak selektif dengan komposisi hasil tangkapan yang menangkap semua ukuran ikan, udang, kepiting, serta biota lainnya. Biota-biota yang belum matang gonad dan memijah yang ikut tertangkap tidak dapat berkembang biak menghasilkan individu baru. Kondisi ini menyebabkan deplesi stok atau pengurangan stok sumber daya ikan, hasil tangkapan akan semakin berkurang.
Untuk menjaga kelangsungan ekosistem laut Natuna, unjuk rasa penggunaan alat penangkapan ikan yang skala besar ini, tidak boleh dioperasikan di perairan Natuna. Pelarangan ini menuai protes dan berbagai aksi dari pihak nelayan.
Hendri sebagai koordinator nelayan Natuna yang melakukan aksi protes, dikatakannya kebijakan pemerintah pusat mendatangkan 500 Kapal nelayan dari Pantura ke Perairan Natuna, silakan saja. Tidak ada masalah untuk 500 kapal tersebut untuk beraktivitas di laut Natuna.
“Yang tolak, yaitu penggunaan API Cantrang yang digunakan oleh sejumlah kapan tersebut. Kita menjaga bersama kelestarian dan kelangsungan ekosistem laut Natuna, agar tetap memberikan hasil yang baik bagi nelayan, dan tidak dirusakan penggunaan Cantrang, yang jelas API Cantrang ini merugikan dan merusak poipulasi laut,” tuturnya.
Lanjutnya Hendri, aksi unjuk rasa ini merupakan aspirasi kami nelayan untuk menjaga ekosistim serta kekayaan laut lainnya, jangan sampai rusak oleh alat penangkapan ikan ini. “Kami berharap Pemkab dan DPRD Natuna memikirkan kelestarian laut, dan memikirkan mata pencaharian kami masyarakat nelayan dalam jangka panjang,” tutupnya.
LAPORAN ILHAM DARI NATUNA