KEPRINEWS – Berbagai langkah dan kebijakan Pemerintah Kota Tanjungpinang seperti Gerakan Pangan Murah, Operasi Pasar dan mensubsidi distribusi barang komoditas utama terbukti efektif dalam mengendalikan Inflasi di Kota Tanjungpinang.
Hal tersebut diungkapkan dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang, Kamis (11/1), di Ruang Rapat Engku Putri Raja Hamidah, Kantor Wali Kota Tanjungpinang.
Rapat dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, dihadiri beberapa stakeholder terkait diantaranya Bank Indonesia, Perwakilan Kepri BPS Kota Tanjungpinang, Bulog, BMKG, KSOP, Bea Cukai dan perwakilan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Berdasarkan data BPS disampaikan oleh Kepala BPS Kota Tanjungpinang, Mangamputua Gultom diketahui bahwa angka Inflasi di Kota Tanjungpinang secara year on year berada di 2,14 %.
Angka tersebut masih berada dibawah angka Inflasi nasional dan menjadikan Tanjungpinang menjadi Kota dengan urutan ke-15 terendah secara nasional dari 90 Kota IHK (Indeks Harga Konsumen) yang mengalami Inflasi.
Menanggapi data BPS tersebut, Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, menyampaikan bahwa inflasi di Tanjungpinang dapat terkendali dikarenakan kerja sama yang baik dengan berbagai stakeholder yang fokus dan berkesinambungan.
“Saya apresiasi kerjasama ini sehingga inflasi di Tanjungpinang dapat terkendali dengan baik, dan harapan saya ke depannya melalui TPID ini kita tetap menaruh atensi agar inflasi dapat terkendalikan dengan baik dan terus mengenjot program inflasi”, ujarnya.
Lanjut Zulhidayat, saat ini Pemko Tanjungpinang juga telah menjalankan program dan kebijakan untuk menekan gejolak kenaikan harga bahan pokok terutama yang menjadi komoditas penyumbang inflasi.
Beberapa program yang telah dijalankan diantaranya Gerakan Pangan Murah, Operasi Pasar, serta memberikan subsidi terhadap distribusi barang.
Ia mengingatkan agar tetap menjalankan strategi 4K dalam pengendalian Inflasi yaitu kesediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan Komunikasi Efektif.
“Dalam rapat ini saya juga meminta kesiapan kepada semua unsur untuk dapat menetapkan langkah antisipatif untuk mengendalikan gejolak kenaikan harga terutama jelang Imlek, Bulan Suci Ramadhan hingga ke momen lebaran. Hal ini penting sehingga kita dapat mengetahui apa-apa saja komoditas yang selama ini mengalami kenaikan harga agar stok barang dapat kita siapkan”, tutup Zulhidayat. (jer)