KEPRINEWS – Bicara soal pengendalian inflasi dan ketahanan pangan, menarik perhatian seluruh elemen masyarakat dan menjadi atensi pemerintah.
Mulai dari pusat sampai ke pemerintah daerah, terus bersinergi atasi persoalan harga pangan.
Berbagai formulasi, inovasi dan intervensi, serta segala upaya pemerintah meredam gejolak harga yang terjadi.
Pj Wali Kota Tanjungpinang, Hasan, kepada keprinews.co, Minggu (5/11), ketika diwawancarai mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh oleh Pemko Tanjungpinang, menyikapi soal ketahanan pangan dan pengendalian inflasi.
Dikatakan Hasan, bahwa Pemko dan stakeholder terkait, bahkan dirinya mengajak kepada elemen pelaku usaha dan petani, bersama-sama berkontribusi, membawa perubahan kondisi harga pangan yang terus alami lonjakan.
Bergandengan tangan, ikut memantau perkembangan harga, seperti Cabai, beras yang dikeluhkan konsumen.
Lanjutnya, salah satu upaya pengendalian inflasi tidak lepas dari peran sektor pertanian. Kontribusi pertanian terhadap penurunan inflasi bahan makanan merupakan kunci utama.
Bentuk komitmennya, Hasan melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi kelompok tani dan kelompok wanita tani binaan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) anjungpinang.
Dukungan kepada kelompok tani adalah konsep penting untuk meningkatkan produksi komoditi pangan.
Dengan memberdayakan kelompok-kelompok tani sebagai pilar utama ketahanan pangan, merupakan bentuk penguatan pengendalian inflasi dan peningkatan produksi keberlanjutannya.
Upaya ini harus diperkuat dengan majunya produksi usaha pertanian agar dapat berkontribusi menopang permintaan dan kebutuhan pangan masyarakat Tanjungpinang.
“Menekan inflasi membutuhkan upaya ekstra. Berbagai langkah strategis, dilakukan secara masif. Kami akan terus bergerak, dan melakukan upaya masalah harga pangan,” tuturnya.
Menyikapi hal ini, Pemko akan mengimplementasikan subsidi distribusi kebutuhan pokok. Kenapa harus ada subsidi ini? Hasil dari beberapa kali pertemuan bersama para distributor, dan hasil monitoring pasar serta wawancara langsung dengan pedagang pengecer, terdapat perbedaan harga pada satu jenis komoditas, seperti Cabai, salah satu faktor penyebabnya soal biaya trasportasi produksi.
Fluktuasi harga komoditas pertanian berdampak signifikan terhadap inflasi dan menciptakan instabilitas harga dan pasokan pangan.
Dengan adanya program subsidi, dan upaya dukungan lainnya, menjadi dorongan pada sektor pertanian untuk mampu meredam lonjakan harga.
Menyoal pengembangan pertanian, melalui DP3, terus melakukan pembinaan, penguatan usaha pertanian berkelanjutan. Selain itu, DP3 juga ikut membantu promosi dan penjualan produk pertanian, mengatasi kendala petani.
“Melihat panen pertanian yang dihasilkan saat ini, menunjukkan semangat petani kita yang serius dalam pengelolaannya. Informasi dari kelompok-kelompok tani yang ada, bahwa panen kali ini menunjukan hasil yang memuaskan,” ungkapnya.
Untuk itu, Hasan mengungkapkan rasa bangga dan apresiasi terhadap semangat dan kekompakan yang ditunjukkan kelompok-kelompok tani.
Seperti Kelompok Tani Bina Sehat Sejahtera Kampung Bugis, Kelompok Wanita Tani Perkasa Kampung Bugis, Kelompok Tani Maju Sejati Kelurahan Air Raja.
Selanjutnya Kelompok Wanita Tani Hang Tuah Kelurahan Pinang Kencana, Kelompok Tani Maju Jaya Kelurahan Batu IX, serta Kelompok Wanita Tani Srikandi Ceria Kelurahan Batu IX.
“Semoga melalui karya kelompok tani, akan membawa perubahan dan kontribusi pada ketahanan pangan dan pengendalian inflasi,” tutupnya. (Red)