KEPRINEWS – Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 pada tanggal 18 sampai 24 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali. Sebanyak 172 negara akan mengirimkan delegasi dalam pertemuan internasional terbesar di bidang air tersebut.
Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Ekonomi dan Investasi, Dadang Rukmana, mengatakan jumlah itu masih akan bertambah mengingat masih ada beberapa delegasi yang belum mengonfirmasi lebih lanjut. Forum tersebut melibatkan berbagai stakeholders (pemangku kepentingan) terkait.
“Diselenggarakan setiap tiga tahun sekali dan telah berlangsung secara rutin sejak 1997, bukan sekedar konferensi tetapi meliputi tiga tahun fase persiapan (preparatory phase), satu minggu acara (event phase), dan penyampaian hasil kegiatan (synthesis phase) dengan dukungan berbagai pihak untuk mewujudkan aksi bersama (collective action), karena itu acaranya puncaknya bisa satu minggu,” ujarnya dalam Media Briefing AIS Forum 2023 sekaligus Pertemuan WWF ke-10, di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (09/08/2023).
Menurut SAM PUPR Bidang Ekonomi dan Investasi, misi WWF adalah menyediakan platform bagi semua pemangku kepentingan di bidang air untuk berdiskusi, berbagi ilmu dan pengalaman, serta menciptakan ide-ide konkret dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang lebih baik.
Selain itu, kata Dadang, juga akan mendorong pemikiran yang inovatif dalam mengatasi isu dan permasalahan terkini dalam pengelolaan sumber daya air, meningkatkan komitmen juga aksi para pembuat kebijakan dalam pengelolaan serta pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan.
“Indonesia sangat beruntung menjadi tuan rumah event internasional yang sangat prestisius itu, karena menjadi bukti bahwa banyak bukti dari upaya-upaya pemerintah bagaimana mengelola sumber daya air menjadi sesuai yang bisa berkelanjutan,” jelas Dadang.
WWF ke-10 akan mengangkat tema “Water for Shared Prosperity” yang sangat relevan dengan kondisi global saat ini. Di mana ketersediaan air bersih masih menjadi tantangan bagi banyak negara. Untuk itu yang sangat diperlukan adalah peningkatan dari ekonomi air.
“Setidaknya ada enam subtema di WWF ke-10 itu, yakni Water Security and Prosperity, Water for Humans and Nature, Disaster Risk Reduction and Management, Governance, Cooperation and Hydro-diplomacy, Sustainable Water Finance serta Knowledge and Innovation, nah nanti ada kementerian/lembaga (KL) yang mengampu masing-masing subtema itu,” tutur Dadang.
Dadang berharap, glorifikasi dan amplifikasi WWF ke-10 itu bisa bergema sejak saat ini dengan kerja sama seluruh pihak termasuk media di bawah koordinasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), sehingga manfaat besar yang diraih Indonesia dengan menjadi tuan rumah bisa diketahui publik dengan maksimal.
Sejak diinisiasi pada 2018, total negara anggota AIS Forum kini mencapai 51 negara, berbagai rangkaian pertemuan tingkat pejabat tinggi dan menteri negara AIS Forum pun telah diadakan untuk membangun dan menguatkan kolaborasi antar negara AIS.
Pada AIS Forum 2023 di Nusa Dua, Bali, 11 Oktober 2023, Indonesia juga akan mengundang ke-51 negara-negara itu untuk bergabung dalam berbagai pertemuan di tingkat pejabat tinggi, tingkat menteri dan tingkat kepala negara.
Tema utama AIS Forum 2023 adalah “Fostering Collaboration, Enabling Innovation, for our Ocean and Our Future” dengan menekankan pada blue economy, our ocean,our future, dan solidarity.
Pada kegiatan Media Briefing AIS Forum 2023 tersebut, turut hadir secara luring adalah Sekretaris Ditjen IKP Kominfo Sumiati, Penasehat Khusus Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Bidang Komunikasi dan Media Eski Tri Rezeki, serta Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Ekonomi dan Investasi Dadang Rukmana
Sedangkan dua narasumber hadir secara daring yakni Senior Advisor for Climate Governance UNDP Indonesia Abdul Wahib Situmorang, serta Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kemenko Marves Sora Lokita. (*)