KEPRINEWS – Sebanyak puluhan pemulung menggantungkan nasib mereka di TPA Ganet, Kelurahan Pinang Kencana, Tanjungpinang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang, Riono mengatakan, setidaknya ada sekitar 35 pemulung beraktivitas TPA tersebut.
Menurutnya, keterlibatan pemulung dalam mengurangi beban sampah menjadi sangat penting. Sebab, aktivitas pemulung bisa dapat mengurangi tumpukan sampah dan bahkan memperpanjang umur dari TPA tersebut.
“Mereka ini seperti mitra kami, aktivitas pemulung ini sangat membantu mengurai sampah yang ada di TPA ini,” kata Riono, Minggu (6/8/2023).
Kebanyakan dari pemulung merupakan warga berdeketan dengan lokasi TPA, Mereka datang ke lokasi sampah mencari barang-barang bekas yang dibuang dan dianggap tidak berguna lagi oleh masyarakat.
Namun, benda-benda yang dianggap tidak dipakai dan berguna ternyata bisa bernilai ekonomis untuk dijual dan didaur ulang, bahkan ada juga yang mengonsumsinya secara pribadi.
“Seperti sayur atau mungkin makanan kaleng, biasanya mereka akan masak lagi dirumah,” terangnya.
Mak Uat, pemulung di TPA Ganet yang sudah 10 tahun menekuni pekerjaan sebagai pemulung, mengumpulkan barang-barang bekas yang masih bernilai untuk dijual.
Berjalan kaki dari rumah yang tak jauh di lokasi TPA, dengan bermodalkan alat tempur arit dan karung. Pekerjaan ini sudah menjadi mata pencahariannya sehari-hari.
“Biasa hasilnya dapat botol plastik Aqua, karton, bekas minuman kaleng, besi, kantong plastik, dan banyak lagi yang bisa dijual,” ujar Mak Uat kepada KepriNews.co.
Wanita paruh baya itu juga mengatakan, untuk pendapatan per-harinya pun tidak menentu. Tinggal berjauhan dengan anak dan tidak memiliki suami memaksanya harus mengorek sampah untuk kehidupan sehari-harinya.
“Saya berjuang untuk hidup. Semua tergantung kalau kita rajin saja mas, kalau rajin pasti lebih banyak hasilnya. Kalau saya kan sudah tua, kadang dapat Rp10.000 perhari hasil jual botol aqua sekarung,” tegarnya. (un)