KEPRINEWS – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang, berhasil mengelola sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), seperti bensin, solar, dan minyak tanah dengan menggunakan mesin destilator.
Uji coba ini dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Ganet, Tanjungpinang Timur pada Jumat (4/8/2023).
Kepala DLH Kota Tanjungpinang, Riono mengatakan, mesin destilator pengelola sampah plastik menjadi BBM telah dilakukan beberapa kali uji coba dengan penyulingan yang pertama, menggunakan sampah plastik seberat 10 kilogram. Plastik bening putih yang dicampur dengan plastik warna-warni dapat menghasilkan 1,4 liter minyak tanah, 1,8 liter bensin serta 3,5 liter solar.
Begitu juga hasil penyulingan 10 kilogram sampah plastik bening putih saja, bisa menghasilkan 6 liter solar, 2 liter bensin, dan 2 liter minyak tanah.
“Biasanya kantong bening seperti plastik gula dan sebagainya bisa menghasilkan lebih banyak minyak dibandingkan plastik yang berwarna,” jelas Riono.
Menariknya, mesin destilator inipun sangat irit akan biaya operasional, hanya menggunakan tabung gas 3 kilogram saja untuk pembakarannya.
“Walaupun alat ini hanya berkapasitas 10 kilogram plastik, dan sekali proses bisa memakan waktu 3-4 jam yang dioprasikan dua kali dalam sehari. Nantinya kita akan ajukan mesin lebih besar lagi, untuk kapasitas 50-100 kilogram,” terangnya.
Menurutnya, dari berbagai jenis plastik yang dapat dikelola menjadi BBM, seperti kantong kresek, cup minuman plastik, dan berbagai macam jenis plastik lainya.
Ada juga jenis plastik tidak bisa dikelola, seperti polibag. Sebab, jenis plastik ini mengandung lilin dan asam yang banyak.
“Nah solusi saya, plastik-plastik seperti itu kita jadikan paving blok, sehingga tidak ada plastik yang terbuang,” tintanya.
Mesin ini diyakininya selain dapat menangani permasalahan sampah di Tanjungpinang. Lebih kapasitas mesin, akan lebih efektif mengurangi sampah plastik.
“Ke depannya melalui pemanfaatan alat ini, sampah plastik akan bernilai ekonomis. Kalau Destilator bisa dimanfaatkan masyarakat, ini bisa menjadi usaha yang menghasilkan dan meningkatkan perekoniman. Nantinya, tidak ada lagi tumpakan sampah plastik yang berserak di sejumlah titik, karena plastik menjadi bahan dasar pembuatan BBM,” pungkasnya. (un)