KEPRINEWS – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD minta para ulama dan pengasuh Pondok Pesantren yang tergabung dalam Basra ikut jaga moral bangsa dan ikut menjaga proses pelaksaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Mari gunakan pemilu ini untuk mencari pemimpin dan wakil rakyat kita yang bagus, tidak usah bermusuhan satu sama yang lainnya,” tegasnya dalam orasi kebangsaan pertemuan Badan Silaturahmi Ulama Pesantren, baru-baru ini.
Dalam acara ), bertema “Berkhidmat Bersama dari Madura untuk Indonesia” itu, Menko Mahfud MD meminta, agar ulama ikut mengingatkan agar masyarakat tidak terpecah hanya masalah politik elektorat.
“Kalau anda mendukung si Andan yang satunya dukung si B, dukung saja, tidak usah bertengkar. Karena apa? Karena sama-sama mencari pemimpin yang baik,” ungkapnya.
Menteri Mahfud MD juga meminta siapapun yang terpilih pada pemilu 2024, harus diterima sebagai konsekuensi dari kehidupan berkonstitusi.
“Siapapun yang menang harus diterima sebagai konsekuensi dari kehidupan berkonstitusi, karena pemilu itu mencari pemimpin bukan cari musuh,” ujarnya.
Menurut Menko Polhukam, Pemerintah yang sah itu harus diikuti menurut syar’i. Melawan pemerintah yang sah adalah makar. Oleh karena itu, Menteri Mahfud menegaskan negara harus dijaga.
“Protes terhadap kebijakan pemerintah boleh, tapi jangan sampai menyebabkan lumpuhnya pemerintahan dan negara, karena kalau negara runtuh rakyat yang sengsara,” tandasnya
Menko Mahfud yang dikenal memiliki kedekatan dengan para pengasuh pesantren di Madura ini mempersilahkan protes jika ada kebijakan yang dianggap tidak sesuai dengan tujuan bernegara.
“Setiap pemberontakan melahirkan kesengsaraan pada rakyat. Kalau ingin memprotes terhadap kebijakan pemerintah silahkan, itu di bawah perlindungan saya sebagai Menko Polhukam,” ungkapnya. (*)