KEPRINEWS – Upaya keseriusan yang diiringi Etos kerja nyata dari Pemko Tanjungpinang dalam percepatan penurunan kasus Stunting kian menghasilkan kabar baik. Terbukti dengan menurunnya angka Stunting hingga 3,1 persen.
Terdata, sejak tahun 2021 lalu kasus stunting di Tanjungpinang mencapai angka 18,8 persen. Namun pada tahun 2022, kasus stunting mengalami penurunan menjadi 15,7 persen.
“Dari data yang kita dapatkan dari Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), bahwa Tanjungpinang mengalami penurunan 3,1 persen,” kata Wakil Walikota Tanjungpinang, Endang Abdullah, Selasa (7/2/2023).
Kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Elfiani Sandri menjelaskan, meski ia belum bisa memastikan secara rinci angka penurunan kasus Stunting tersebut. Namun, dipastikan capaian Tanjungpinang lebih bagus dari nasional.
“Untuk data biasanya akan diumumkan Februari dan Agustus. Tapi, capaian kita lebih bagus dari target nasional 21,5 persen, selanjutnya capaian nasional pada 2024 sekitar 14 persen,” ungkapnya.
Elfi menambahkan, pihaknya juga saat ini sudah menggandeng Dewan Masjid Indonesia (DMI) untuk menekan angka Stunting di Kota Tanjungpinang.
Dengan kerjasama ini, nantinya masjid-masjid akan menyediakan infak tersendiri untuk kasus Stunting. Dimana satu masjid akan menangani satu orang stunting.
“Alhamdulillah sekarang ini sudah ada beberapa masjid yang sudah berjalan. Dengan banyaknya inovasi ini kami harap kasus stunting ini terus berkurang,” harapnya.
Tak hanya itu, berbagai cara lain juga terus digencar Pemko dalam penanganan Stunting ini. Diantaranya dengan memberikan makanan tambahan terhadap penderita gizi buruk. Lalu, Walikota Tanjungpinang sudah menggagas orangtua asuh terhadap 27 pejabat yang ada di ruang lingkup Pemerintah Kota Tanjungpinang.
“Orangtua asuh ini akan menyalurkan uang sebesar Rp750 ribu per bulan selama 6 bulan. Yang nantinya akan diolah oleh petugas kesehatan untuk dijadikan makanan bergizi. Orangtua asuh ini hanya untuk 40 orang stunting dibawah 2 tahun,” tuturnya. (un)