KEPRINEWS – Wali Kota Tanjungpinang, Hj Rahma S.IP M.M membuka kegiatan pelatihan pengelolaan kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah di destinasi pariwisata. Kegiatan diikuti oleh 40 peserta dari pelaku usaha bidang wisata, pokdarwis, juga pemilik home stay, yang dilaksanakan di Hotel Aston Tanjungpinang, Selasa (29/11).
Dalam sambutannya Rahma mengatakan, dalam mengelola objek atau tempat wisata perlu dilakukan pengelolaan yang baik untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan.
“Pengelola kawasan destinasi pariwisata perlu mewujudkan kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Upaya yang perlu dilakukan adalah menjaga kebersihan baik pada daya tarik wisata, amenitas maupun akomodasi pariwisata, menyediakan sarana dan prasarana sanitasi baik sampah, limbah maupun drainase, serta melakukan pengelolaan sampah,” ucapnya.
Ditambahkannya, destinasi wisata di Kota Tanjungpinang berada pada lokasi dengan karakteristik yang bervariasi. Ada yang berada di perbukitan, kawasan hutan, di perairan, maupun di pulau-pulau.
“Keberadaan sampah yang bertumpuk dan berserakan akan sangat berpengaruh pada destinasi wisata di tepi sungai dan tepi pantai, misalnya Waduk Sungai Timun, Jembatan Sungai Dompak, Mangrove Sungai Carang, Pantai Tanjung Siambang, Pantai Tanjung Setumu, dan Pantai Impian. Sampah yang bertumpuk dan berserakan di sekitar sungai dan pantai akan mengurangi nilai jualnya, karena semakin bersih suatu objek wisata maka akan semakin cantik, indah dan semakin tinggi minat wisatawan untuk berkunjung,” sambungnya.
Menurut Rahma, hal terpenting lainnya yang perlu dipersiapkan dalam pengelolaan destinasi pariwisata adalah sanitasi yang meliputi penyediaan saluran drainase dan penyediaan instalasi pengelolaan air limbah.
“Dengan adanya drainase maka potensi genangan dan banjir dapat diminimalisir. Pengelolaan air limbah domestik dapat meningkatkan akses pelayanan air limbah domestik yang ramah lingkungan, sehingga tercapai peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan destinasi pariwisata yang lebih baik dan sehat,” jelasnya.
Rahma juga mengimbau agar sampah dapat dikelola dengan menerapkan sistem Reduce, Reuse dan Recycle yaitu mengurangi potensi munculnya sampah, menggunakan kembali sampah yang bisa dipakai dan mengolah sampah atau daur ulang menjadi produk atau barang yang dapat bermanfaat.
“Sampah yang dihasilkan dari aktivitas pariwisata dapat diserahkan ke bank sampah untuk diolah sehingga dapat dimanfaatkan atau dijual kembali. Tidak hanya sampah anorganik, sampah organik juga dapat diolah menjadi pupuk tanaman. Kolaborasi antara pengelola kawasan dengan masyarakat di sekitar destinasi dalam pengelolaan sampah dapat meningkatkan nilai jual destinasi pariwisata,” ungkapnya.
Terakhir Rahma mengatakan, dalam pembangunan pariwisata, setiap pelaku usaha diharapkan mampu menerapkan konsep sadar wisata yaitu sapta pesona.
“Sapta pesona ini merupakan bentuk pelayanan prima kepada wisatawan melalui upaya keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan. Upaya menjaga kebersihan lingkungan, sanitasi, dan pengelolaan sampah di destinasi pariwisata tersebut sejalan dengan konsep kebersihan dan keindahan. Dengan tujuan yang diharapkan yaitu para wisatawan merasa senang untuk datang kembali menikmati pariwisata di Kota Tanjungpinang,” tutupnya. (UN)