KEPRINEWS – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI selaku Ketua Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Nasional Letjen TNI Suharyanto membuka sekaligus memimpin Rapat Koordinasi Satgas Penanganan PMK Provinsi Kepulauan Riau di Ballroom Trans Convention Center, Tanjungpinang, Kamis (03/11).
Sebelumnya, Kepri Ansar Ahmad mendarat dengan pesawat yang sama dengan Ketua BNPB di Bandara Raja Haji Fisabilillah dari Jakarta dan disambut langsung Sekdaprov Kepri Adi Prihantara. Layaknya tamu kehormatan lain yang menyambangi Kepri, Ketua BNPB pun dipasangkan Tanjak.
Hadir mendampingi Letjen Suharyanto dari BNPB Deputi IV Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jarwansyah, Deputi V Bidang Logistik dan Peralatan Zaherman Muabezi, Koordinator Tim Pakar Satgas PMK dan Covid19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito, Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan Abdul Muhari, Kabid Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Nasional Hari Trianto dan para Tenaga Ahli BNPB.
Letjen Suharyanto mengawali arahannya dengan memaparkan kondisi bencana di Indonesia. Ia menjelaskan sepanjang tahun 2022 sampai bulan Oktober telah terjadi 3.052 bencana di seluruh Indonesia. Ia mewanti-wanti, kalau tidak hati-hati jumlah bencana akan menembus angka 5.000 an seperti tahun 2020 dan 2021.
“Di Kepri sendiri, Kabupaten Bintan merupakan kabupaten dengan frekuensi kejadian bencana tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau Selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Potensi terkait gelombang pasang, abrasi, cuaca ekstrim dan banjir selalu mengintai dan mengancam,” ucapnya.
Letjen Suharyanto menyebut, Indeks Resiko Bencana (IRB) Kepri sebesar 114,71 atau dalam kategori sedang. Dengan ancaman bencana tanah longsor, kekeringan, cuaca ekstrim, gelombang ekstrim dan abrasi, serta kebakaran hutan dan lahan.
Terkait PMK, Letjen Suharyanto mengatakan ini bukan situasi main-main. Menurutnya walau di Kepri saat ini sudah 0 kasus, namun kasus nasional masih terbilang tinggi.
“Sejak ada kasus baru di bulan April lalu, sudah terkonfirmasi 585 ribu hewan ternak. Saat ini tinggak 65 ribu ekor yang terkonformasi. Artinya kerja Satgas PMK sudah ada hasilnya termasuk Satgas PMK Kepri. Dimana sudah ada 12 Provinsi yang zero case termasuk Kepri,” ujar Suharyanto.
Namun Letjen Suharyanto berpesan, berdasarkan pengalaman di Provinsi Kalimantan Timur, setelah 0 kasus timbul kasus baru bahkan jumlahnya berlipat.
“Maka Satgas PMK Provinsi harus bekerja bersatu padu dengan Satgas Kabupaten/Kota. Saya yakin Kepri juga bisa menjadi salah satu provinsi dengan capaian vaksinasi PMK” pesannya.
Sementara itu, Gubernur Ansar usai memaparkan gambaran umum Provinsi Kepri menyampaikan bahwa status Penyakit Mulut Dan Kuku di Provinsi Kepulauan Riau hanya terjadi di Kota Batam (Mainland) dan saat ini nol kasus (zero case) sejak 11 Juli 2022.
“Terkait itu kita juga telah mendapatkan sertifikat penghargaan dari kementerian pertanian pada tanggal 18 agustus 2022 yang lalu,” kata Ansar.
Ansar menambahkan, untuk 6 kabupaten/kota lainnya yaitu Tanjungpinang, Bintan, Karimun, Lingga, Natuna dan Kepulauan Anambas belum pernah terjadi kasus sampai saat ini atau berada pada zona hijau.
“Namun tetap ada upaya yang telah dilaksanakan untuk mempertahankan nol kasus (zero case) baik di daerah yang pernah terinfeksi maupun pencegahan di zona hijau yaitu kerjasama semua pihak serta dukungan dari satgas PMK Nasional. Diawali dengan pembentukan Posko Siaga PMK dan pembentukan Satgas Penanganan PMK di Provinsi Kepridan seluruh kabupaten/kota,” papar Gubernurm
Gubernur pun menyambut baik pelaksanaan rakor Satgas PMK di Kepri. Ia berharap rakor akan menghasilkan evaluasi yang baik.
“Kami juga berterima kasih kepada Kepala BNPB yang hadir langsung memimpin rakor walau tingkat Provinsi. Ini sangat kita apresiasi,” tutupnya. (*)