KEPRINEWS – Dalam rangka Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Penanggulangan Kemiskinan, dua Kelompok Usaha Bersama (Kube) di Bintan dikunjungi Dinas Sosial Provinsi Kepri pada Selasa (17/05/2022).
“Kube pertama yakni, Kube Jaya Bersama di Desa Toapaya Selatan, Kube ini bergerak dalam bidang peternakan itik petelur,” terang Sekretaris Dinsos Kepri, Yeni Ardianti disela peninjauan Kube di Bintan.
“Kube Jaya Bersama menerima bantuan melalui Dinas Sosial Kepri pada tahun 2021 sebesar Rp 20 juta. Dari bantuan itu mereka membuat 3 kandang, serta membeli 100 ekor bebek, dan sekarang sudah makin berkembang,” kata Yeni.
Kube binaan Dinsos Kepri ini, lanjut Yeni, termasuk yang berhasil mengelola bantuan dari pemerintah. Saat ini, rata-rata produksi per hari dari 3 kandang tersebut, menghasilkan 90 butir telur.
“Telur yang dihasilkan itu sebagian langsung dijual, dan sebagian lagi diolah menjadi telur asin,” imbuhnya.
Ketua Kube Jaya Bersama, Supoyo, mengapresiasi perhatian dari Dinsos Kepri, yang terus melakukan pendampingan sehingga Kube Jaya Bersama bisa berkembang.
Dalam pertemuan itu juga, Supoyo menyampaikan kendala yang mereka hadapi. “Harga pakan ternak yang tinggi dan susah mendapatkannya, hal ini disebabkan oleh adanya yang memonopoli pakan ternak tersebut,” keluhnya.
Supoyo pun berharap pihak pemerintah bisa segera menangani permasalahan yang dihadapi Kube saat ini.
Selanjutnya, Kube kedua yang dikunjungi Dinsos yakni Kube Mandiri. Kube ini bergerak dalam bidang usaha budidaya ikan air tawar (ikan lele), dan telah menerima bantuan melalui Dinsos Kepri, pada tahun 2021 sebesar Rp 20 juta.
Ketua KUBE Mandiri, Muhammad Bowo mengatakan dari bantuan tersebut Kube pada tahun 2021 itu, mereka telah membuka 8 buah kolam.
“Alhamdulillah, dari 8 kolam tersebut rata-rata dalam 2 sampai 3 bulan bisa menghasilkan 1 ton lele,” ujarnya.
Dirinya juga berterimakasih, karena dengan pendampingan dari Dinsos Kepri, Kube yang mereka kelola bisa berkembang.
“Namun kami juga minta permasalahan yang dihadapi bisa diberikan solusi dari pemerintah,” harapnya.
Bowo juga menjelaskan adanya gangguan dari hewan pemangsa seperti biawak, ular dan lain-lain, serta harga pakan ternak yang tinggi menjadi permasalahan yang harus segera ditangani. (HK)