Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung inisiatif pengembangan literasi digital dan talenta digital di Indonesia. Staf Khusus Menteri Bidang Kebijakan Digital dan SDM/Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi menyatakan pemerintah mendorong dan mengajak semua pihak untuk berkolaborasi membangun talenta digital agar bisa meningkatkan perekonomian nasional.
“Apresiasi kami yang tinggi kepada Huawei Indonesia yang telah memiliki inisiatif yang luar biasa untuk menjangkau anak-anak kita di Papua dan Papua Barat untuk bisa terkoneksi secara baik dengan internet. Tugas kita bersama memastikan bahwa penggunaan internet bisa digunakan secara positif, produktif dan kreatif oleh seluruh pengguna internet di Indonesia,” ujarnya dalam Pembukaan Huawei CSR Ramadan 2022 I Do Care – CSR Donation “ One Heart for a Fully Connected and Prosperous Indonesia” di Jakarta Selatan, Kamis (14/04/2022).
Menurut Dedy Permadi, internet seperti pedang bermata dua yang berdampak positif kepada anak-anak. Jika tidak dipandu maka penggunaan internet itu akan lebih banyak mengarah pada konten negatif.
Oleh karena itu, Kementerian Kominfo mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam program pengembangan literasi digital, talenta digital dan kepemimpinan digital.
“Dalam kesempatan ini saya ingin mengajak kita semua untuk memastikan bahwa internet maupun perangkat digital bisa digunakan untuk tujuan yang positif. Dan menjauhkan anak-anak kita dari penggunaan yang negatif. Saya ini tugas untuk kita semua, program-program pengembangan literasi digital talenta digital kepemimpinan digital menjadi sangat penting untuk kita jalankan bersama-sama antara pemerintah, swasta dan masyarakat secara umum,” jelasnya.
Dampak Ekonomi Intensifikasi Talenta Digital
Penggunaan internet untuk tujuan positif produktif dan kreatif yang menjadi bagian dari intensifikasi kebijakan talenta digital memiliki dampak terhadap produk domestik bruto (PDB)
“Kebijakan kita dalam bidang talenta digital akan menghasilkan efek ekonomi yang luar biasa. Data menunjukkan bahwa kontribusi kecakapan digital di Indonesia pada tahun 2019 mencapai Rp900 Triliun terhadap PDB,” jelas Stafsus Menkominfo Bidang Kebijakan Digital dan SDM.
Dedy Permadi menjelaskan ada dua skenario besar berkaitan dengan talenta digital di Indonesia. Skenario pertama jika pemerintah dan stakeholders tidak melakukan intesifikasi kebijakan kecakapan digital dan skenario kedua jika ada kolaborasi untuk intensifikasi kebijakan kecakapan digital.
“Jika pemerintah dan stakeholders tidak melakukan intensifikasi kebijakan kecakapan digital, akan berkontribusi sekitar Rp1900 triliun atau 7% dari PDB Indonesia tahun 2030.Tetapi jika kita bekerja bersama-sama seperti sore hari ini lebih banyak lagi inisiatif yang kita lakukan antara pemerintah swasta dan masyarakat, maka kontribusi kecakapan digital terhadap PDB kita mencapai 17%atau sekitar Rp4.400 Triliun,” ungkapnya.
Kondisi itu, menurut Stafsus Menkominfo Bidang Kebijakan Digital dan SDM menegaskan kolaborasi sebagai sebuah keharusan.
“Tidak hanya inisiatif Kominfo dan Kemendikbud Ristek tetapi seluruh stakeholder termasuk rekan-rekan industri seperti Huawei dan juga seluruh elemen masyarakat kami undang bersama-sama untuk melakukan intensifikasi dalam hal kecakapan digital,” ajaknya.
Secara khusus, Jubir Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengajak setiap warga negara, terutama orang tua untuk bisa memastikan setiap anak-anak Indonesia bisa menggunakan gawai dan internet untuk tujuan yang positif produktif dan kreatif.
“Dalam buku When Machine Do Everything, pekerjaan yang paling penting di era transformasi digital ini adalah menjadi seorang ayah dan ibu, karena harus memastikan memimpin, mendidik dan menuntun anak-anaknya untuk bisa pemanfaatan internet untuk pengembangan diri mereka untuk kesejahteraan mereka untuk tujuan yang positif bagi kehidupan mereka,” tandasnya.
Dalam acara itu, Stafsus Menkominfo Bidang Kebijakan Digital dan SDM Dedy Permadi memberitahukan ketidakhadiran Menkominfo Johnny G. Plate dikarenakan agenda Rapat Terbatas dengan Presiden di Istana Negara. “Pak Menteri tidak bisa hadir karena dalam waktu yang sama harus menghadiri ratas dengan Presiden,” ungkapnya.
Acara CSR itu, terinspirasi dari perhatian besar pemerintahan Presiden Joko Widodo terhadap pembangunan infrastruktur dan konektivitas di kawasan timur Indonesia. Secara khusus ditujukan untuk meningkatkan konektivitas dan inklusi digital ke sekolah di Sorong dan Biak, Papua Barat, serta panti asuhan di 14 kota di seluruh Indonesia.
Dalam sambutan pembukaan, Vice President Management Transformation, Huawei Indonesia, Wang Bin menyatakan CSR Ramadan sebagai bagian dari pengembangan talenta digital.
“Sekolah-sekolah di Papua dengan dunia digital menjadi hal yang secara khusus kami tekankan. Kami percaya anak-anak, terutama yang berada di pedesaan, berhak mendapatkan hak yang sama, untuk menikmati konektivitas dan pendidikan,” ujarnya.
Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Agustina Erni menyatakan anak Indonesia menempati sepertiga komposisi dari seluruh penduduk indonesia dan menjadi kunci kesuksesan dari keberhasilan bangsa Indonesia di masa depan.
“Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tidak hanya guru sebagai pendidik, namun juga seluruh sektor seperti orang tua, pemerintah, dunia usaha, lembaga masyarakat, media, dan masyarakat umum lainnya. Semoga dengan adanya dukungan perangkat teknologi dan akses internet untuk SD di Sorong dan Biak dapat meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di daerah perdesaan dan terpencil,” tuturnya.
Direktur Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Sri Wahyuningsih menjelaskan literasi dan inklusi digital menjadi kebutuhan mendasar bagi pelaksanaan konsep Merdeka Belajar.
“Saat ini, pada jenjang sekolah dasar masih cukup tinggi prosentase sekolah yang harus disiapkan untuk bertransformasi digital. Ragam kendala di dunia pendidikan tidak hanya terjadi di daerah terpencil, tapi juga di sekolah yang berada di perkotaan,” ungkapnya.
Dalam acara itu hadirpula Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi; Ketua Asosiasi Media Siber (AMSI), Wenseslaus Manggut; dan perwakilan sekolah serta pengurus Panti Asuhan penerima hibah. (*)