KEPRINEWS – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, selaku Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, memberikan penghargaan kepada 11 orang dokter yang bertugas di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Penghargaan itu diberikan melalui Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), yang kemudian diteruskan kepada Ketua IDI wilayah Kepulauan Riau. Para dokter itu dianggap telah berjasa dalam membantu penanganan pandemi Virus Corona (Covid-19) di wilayah Kepulauan Riau.
Dari 11 dokter yang menerima penghargaan itu, sebanyak empat orang dokter berasal dari kota Batam, salah satunya yakni Kepala Puskesmas Lubuk Baja, Kota Batam, dr. Agnes Sintalia Saing, MKKK.
Saat ditemui diruang kerjanya, dr. Agnes biasa dia disapa tidak pernah menyangka akan mendapatkan penghargaan yang cukup bergengsi itu. Baginya, penghargaan itu sebagai bentuk apresiasi terhadap profesi yang dijalaninya saat ini dalam membantu penanggulangan penyebaran Covid-19 di kota Batam.
“Waktu itu saya dihubungi agar segera datang ke kantor Sekretariat IDI Batam untuk mengambil sertifikat penghargaan dan juga pin dari BNPB. Dalam hati saya bertanya, penghargaan apa ya? Soalnya saya tidak pernah mengikuti pelatihan apapun selama masa pandemi ini,” ujarnya mengawali percakapan, Kamis (10/3/2022).
Penasaran dengan penghargaan yang dimaksud, Agnes pun kemudian bergegas menuju ke kantor sekretariat IDI Batam. Sesampainya disana, setelah dia melihat sertifikat penghargaan itu, muncul pertanyaan didalam benaknya, apa yang menjadi kriteria penilaiannya dan siapa orang yang mengusulkannya
Tanpa berpikir panjang lanjutnya, Agnes pun kemudian langsung menghubungi Ketua IDI Kota Batam, dr Indrayanti, dengan maksud untuk menanyakan apa saja yang menjadi kriteria penilaiannya.
Lalu, betapa terkejutnya dia ketika mendengar jawaban dari Ketua IDI Batam yang mengatakan jangan banyak bertanya. Lalu, dr.Indrayanti pun menyarankan untuk tetap terus semangat dalam menjalankan tugas sebagai Relawan Dokter Indonesia.
Masih penasaran, Agnes pun kemudian menghubungi Kepala Dinas Kesehatan kota Batam, dr. Didi Kusmarjadi dan juga Ketua IDI kepri, dr. Rusdani. Saat itu, jawaban dari keduanya tetap sama seperti jawaban dari Ketua IDI Batam, yakni harus tetap semangat lagi dalam bekerja.
Mendapat jawaban itu, akhirnya Agnes hanya bisa mengucap syukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan usulan agar dirinya dan tiga rekan se profesinya dari Batam, untuk diajukan ke Satgas Penanganan Covid-19 sebagai penerima penghargaan Relawan Dokter Indonesia.
“Kita yang dilapangan inikan tahunya cuma kerja. Jadi, saya memang benar-benar tidak tahu kalau saya diusulkan. Bagi saya ketika menjalankan kewajiban saya sebagai seorang relawan, tentunya saya harus sudah siap dalam segala hal,” ucapnya.
Masih menurut perempuan lulusan S2 Magister Kesehatan Keselamatan Kerja FKM Universitas Indonesia ini mengatakan dengan posisinya saat ini sebagai Kepala Puskesmas dan juga aktif di IDI kota Batam sebagai Verifikator Perpanjangan STR dokter-dokter se kota Batam, membuatnya selalu berkecimpung dalam dunia kesehatan.
Belum lagi posisinya yang saat ini sebagai Bendahara IDI Kepri dan juga sebagai anggota Tim Mitigasi IDI, membuatnya untuk terus aktif tidak hanya di kota Batam, namun juga diseluruh kabupaten dan kota se Provinsi Kepulauan Riau.
“Jadi bukan hanya manfaat memanfaatkan posisi untuk mendapatkan data, tidak. Namun saya benar-benar turun kapan saja dan dimana saja ketika saya dibutuhkan,” ucap ibu dua orang putri ini dengan tegas.
Kemudian, dengan banyaknya posisi yang diembannya dan juga aktif turun kelapangan, salah satunya bergabung di Tim Gerak Cepat (TGC) kota Batam, membuatnya selalu terdepan dalam hal mendapatkan informasi mengenai orang-orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, termasuk juga para dokter.
“Karena saya juga aktif di TGC Batam sejak Maret 2020 lalu, makanya saya bisa dapat informasi duluan siapa saja dokter yang terkonfirmasi positif Covid-19,” imbuh Agnes yang pernah bertugas di Puskesmas Belakangpadang selama 11 tahun.
Lanjutnya, dia tidak hanya bertugas mengurusi dokter-dokter yang terkonfirmasi Covid-19 saja yang dia tangani, Agnes juga aktif turun ke rumah-rumah warga bersama Tim Gerak Cepat untuk mendeteksi menjemput apabila ada warga yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Sebut saja Ratu Covid-19 asal Batam yang sempat viral di media sosial waktu itu. Pada saat penjemputannya di Klinik Gatot Subroto, saya salah satu tim yang ikut menjemputnya bersama dr Leo dari Polresta dan juga BAIS,” kenangnya.
Lebih lanjut Agnes mengatakan, kenapa dirinya ikut melakukan penjemputan ke tempat-tempat warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, karena itu merupakan nsalah satu tanggung jawab dia sebagai Relawan Dokter Indonesia.
“Karena tugas kami kan hanya mengevakuasi. Selain itu kewajiban kami di Puskesmas itu ada 3T yaitu Testing, Tracing dan juga Treatment,” jelasnya.
Selanjutnya, ketika masuk tahun 2021, pemerintah mewajibkan untuk melakukan vaksinasi massal kepada seluruh masyrakat, saat itu Agnes juga berkecimpung dengan turun tangan langsung melakukan penyuntikan vaksin kepada masyarakat.
Kenapa hal itu harus dilakukan? Padahal Agnes posisinya sebagai leader di Puskesmas? Dengan lugas dia mengatakan karena saat itu kita dikejar dengan Covid-19 dan sasaran vaksinasi.
“Kita gak bisa bekerja dibalik meja karena bangsa kita sedang dilanda wabah. Kita harus bangkit melawannya. Intinya bagaimana pandemi ini cepat berakhir dan target vaksinasi bisa tercapai,” ucapnya optimis.
“Pernah, tim ku aja yang berjumlah 10 orang termasuk 1 supir ambulance melakukan vaksinasi dengan jumlah pesertanya sebanyak 1.300an orang. Bayangkan saja kira-kira selesainya jam berapa,” ucapnya seraya bertanya.
Meski demikian, Agnes bersama timnya di Puskesmas Lubuk Baja tak pernah mengeluh apalagi berputus asa dan menyerah dengan keadaan, justru karena memiliki satu visi yakni suoaya bangsa kita cepat terbebas dari wabah ini, makanya dia dan timnya tak pernah mengenal lelah.
Terkadang, Agnes merasa bersalah dengan keluarga kecilnya di rumah, yang selalu ia tinggalkan ketika ada masyarakat yang harus ditolong. Namun, dia tak menyangka justru keluarga kecilnyalah yang selalu menjadi penyemangatnya untuk tetap terus menolong sesama.
“Alhamdulillah, suami dan kedua anak-anak saya selalu mensupport pekerjaan saya,” imbuh Agnes yang juga aktif di organisasi Kerabat-Barkad sebagai Koordinator Kesehatan. (*)