KEPRINEWS – Ungkapan kekecewaan masyarakat pengguna pelabuhan Roro yang membeli tiket oline via aplikasi Ferizy, membuat penumpukan kendaraan, antrean mengular, harus menunggu berjam-jam dan merugikan masyarakat.
Seperti yang dikatakan Lusy, kepada kerinews.co, Jumat (30/8), bahwa penggunaan e-tiket via aplikasi Ferizy, belum layak digunakan. Anehnya pemerintah bisa terapkan pelayanan pembelian tiket yang eror dan ribet pada masyarakat.
“Sodara saya membeli tiket di online lewat ferizy. Setelah dikonfirmasi di pelabuhan, kok bisa tidak ada pada data pembeliannya. Akhirnya harus kehilangan dananya karena beli tiket baru. ini bentuk penipuan namanya, lantaran tidak ada yang bertanggungjawab. Saya minta polisi tolong periksa sistim e-tiket,” terangnya.
Ditanya ke petugas pelabuhan, bagaimana cara mengklaim mengembalikan uang tiket tersebut dan meminta pertanggunganjawaban, petugas tidak dapat memberi informasi dan tidak mau bertanggungjawab, dengan alasan sistemnya sering eror.
Ini uang masyarakat yang dibeli melalui sistim e-tiket sesuai arahan bagi pengguna pelabuhan Roro. Kalau seperti ini sadis juga. Disuruh gunakan aplikasi ferizy, dan sudah diikuti, alhasilnya warga ditipu uangnya.
“Aparat penegak hukum tolong uang masyarakat jangan sampai ditipu terus seperti ini. Kami minta pemerintah jangan terlalu percaya diri gunakan sistim pembelian via online kalau belum siap. Ini menyiksa kami masyarakat. Berikan lah pelayanan yang baik dan prima, bukan pelayanan eror dan rugikan masyarkat, meribetkan, susahkan kami,” keluhnya.
Sama halnya yang ungkapkan Kendy, salah satu penumpang yang menggunakan jasa pelayanan pelanbuhan roro Batam menuju ke Tanjungpinang, hari ini. Sangat kecewa atas pelayanan E-tiket aplikasi Ferizy yang sangat tidak layak dan belum siap.
Beli tiketnya tadi antrean panjang, terjadi penumpukan. Mestinya pemerintah cepat tanggap dengan membuka loket lebih dari satu, untuk mengurangi antrean.
Seharusnya kebijakan yang diterapkan dapat memudahkan hilir mudiknya transportasi laut dari daerah ke daerah lain. Instruksi gunakan sistim beli tiket online tidak dibarengi dengan fasilitas dan koneksi internet memadai.
“Tadi terjadi penumpukan yang signifikan, dan ini kategori masalah besar, bisa jadi banyak orang-orang akan terusik, banyak barang yang numpuk, bermuara pada roda perekonomian macet,” ucapnya.
“Kemarin saya dari Uban ada 1 gardu aja cuma 2 petugas, komputernya lelet, jadi ke mana uang-uang masyarakat yang membayar tiket selama ini, kalau tidak mampu membeli komputer yang bagus untuk pelananan masyarakat, termasuk internet memadai,” ungkapnya.
“Jangan kecewakan masyarakat dengan penambahan sistim yang belum siap. Kami warga pakai uang juga kok untuk jasa pelabuhan dan Roro,” tutupnya.
Sampai berita ini diterbitkan, pihak pelabuhan roro Batam belum dapat dikonfimasi wartawan. (red)