KEPRINEWS – Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Perhubungan Endang Budi Karya tidak dapat membendung antusiasmenya saat melihat hasil kerajinan tangan budaya melayu yang dimiliki oleh Kepulauan Riau. Ia tampak sangat terkesima saat didampingi oleh Ketua Dekranasda Kepri Hj. Dewi Kumalasari Ansar berkunjung ke Gedung Dekranasda, Tanjungpinang, Senin (30/8).
Endang Budi Karya yang berkunjung ke Gedung Dekranasda di hari ketiganya di Pulau Bintan melihat langsung cara membuat Tudung Manto, bahkan ia turut mencoba untuk mempraktekkan cara membuat Tudung Manto. Endang Budi Karya yang baru pertama kali berkunjung ke Kepulauan Riau mengaku sangat terkesan dengan kekayaan warisan budaya Melayu yang dimiliki oleh Kepulauan Riau.
“Saya terkesan sekali dengan kunjungan saya kesini, selain alamnya yang indah ternyata budayanya sangat kaya sekali dan terjaga sampai sekarang,” ujar Endang Budi Karya.
Di Gedung Dekranasda tersebut dipamerkan beberapa hasil kerajinan tangan Melayu di Kepulauan Riau seperti Kain Songket, Batik Gonggong, Tikar, Kerajinan dari Gonggong dan yang lainnya.
Tudung Manto sendiri merupakan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang berasal dari Kepulauan Riau khususnya dari Lingga. Salah satu ciri khas tudung ini adalah motif atau hiasan wajib yang disebut genggeng atau kelingkan yang tidak boleh diganti dengan bahan lain.
Kelingkan terbuat dari kawat lentur seperti benang berwarna emas atau perak. Jika menggunakan benang emas, maka jarum yang digunakan untuk menyulam adalah jarum perak. Sedangkan jika menggunakan benang perak digunakan jarum tembaga.
Dalam perjalanannya sampai masa sekarang Tudung Manto yang dulu hanya boleh digunakan kalangan bangsawan saat ini boleh dipakai oleh siapa saja, dengan cara pemakaian yang menggambarkan status pernikahan. Perempuan yang belum menikah menggunakan tudung manto di leher, yang telah menikah menggunakannya di kepala, sedangkan yang berstatus janda dapat menggunakannya di leher maupun di kepala.
Endang Budi Karya pun berjanji akan menggunakan Kain Songket dan Tudung Manto yang diberikan kepadanya di Jakarta untuk mempromosikan Tudung Manto secara luas.
“Kalau memang ada kesempatan lagi saya juga ingin kembali ke Kepri lagi,” tambahnya.
Ketua Dekranasda Kepri Hj Dewi Kumalasari Ansar mengatakan bila fokus dekranasda saat ini adalah mengenalkan kerajinan tangan di Kepulauan Riau ke daerah-daerah lain di Indonesia, pun tidak hanya di Indonesia tetapi juga ke mancanegara.
“Seperti yang kita lihat ibu menteri saja senang sekali melihat karya-karya kita jadi memang karya kita sudah banyak peminatnya,” kata Dewi Ansar. (*)